Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sharenting dan Hak Anak: Menjaga Privasi Anak di Media Sosial

26 Januari 2025   22:12 Diperbarui: 27 Januari 2025   09:23 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasis mengambil video anak untuk media sosial (newhorizonacademy.net)

Konvensi Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCRC) menegaskan hak dasar anak atas privasi, dan dengan berbagi momen pribadi anak tanpa persetujuan mereka, orang tua bisa secara tidak sengaja melanggar hak tersebut. 

Aktifitas sharenting bisa mengancam hak anak untuk terlindung dari penyebaran data pribadi mereka dan hak untuk dilupakan, karena seringkali anak-anak tidak dapat menyatakan keinginan untuk mengontrol data pribadi mereka. 

Orang tua sering beranggapan bahwa anak-anak mereka tidak akan keberatan jika gambar mereka dibagikan, namun seiring bertambahnya usia, anak-anak mungkin ingin melepaskan diri dari jejak digital mereka.

Salah satu masalah utama dengan sharenting adalah jejak digital permanen yang tercipta bagi anak-anak. Setiap unggahan yang dibagikan orang tua berkontribusi pada kehadiran online yang berada di luar kendali anak tersebut. 

Hal ini dapat memiliki konsekuensi serius di masa depan, karena data ini dapat diakses oleh pihak lain seperti perekrut kerja, sekolah, atau calon pasangan. 

Anak-anak seharusnya memiliki hak untuk membentuk identitas digital mereka sendiri, namun sharenting membatasi kemampuan mereka untuk merancang persona online mereka. Ini merusak otonomi mereka dan dapat menyebabkan perasaan malu atau diskriminasi di kemudian hari.

Kasus Spencer Elden, yang tampil sebagai bayi telanjang di sampul album Nirvana "Nevermind," menggarisbawahi dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan dari gambar yang dibagikan tanpa persetujuan. 

Elden menggugat band tersebut, mengklaim bahwa gambar tersebut, yang kini tersebar luas, telah menyebabkan kerugian emosional dan melanggar privasinya. 

Kasus ini menjadi pengingat yang jelas bahwa gambar yang dibagikan secara online dapat memiliki konsekuensi yang tidak terduga di masa depan, yang dapat mempengaruhi anak-anak jika gambar pribadi mereka tersebar tanpa izin mereka.

Baca juga: Si Ambisius

Selain kekhawatiran mengenai privasi, sharenting juga dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional anak. Foto yang memalukan atau tidak menyenangkan yang dibagikan orang tua dapat menyebabkan rasa malu, yang mengurangi kendali anak atas citra diri mereka. 

Selama tahun-tahun perkembangan, anak-anak sedang membentuk identitas mereka, dan mengekspos momen pribadi mereka tanpa persetujuan bisa menghambat proses pertumbuhan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun