Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tuhan Mencari yang Terhilang dan Berdosa

9 Januari 2025   00:42 Diperbarui: 9 Januari 2025   04:46 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mata uang zaman Yesus (http://www.rudyfanggidae.com)

Konteks dari perumpamaan ini terletak dalam Lukas 15, yang mencakup tiga kisah tentang "yang hilang": domba yang hilang, dirham yang hilang, dan anak yang hilang. 

Ketiganya menggambarkan kasih Allah yang tanpa henti mencari dan menyelamatkan mereka yang tersesat. 

Dalam perumpamaan dirham yang hilang, Yesus menggunakan gambaran sederhana dari kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan mendalam tentang nilai setiap individu di mata Allah.  

Dirham Hilang, yang Berharga

Dirham yang hilang memiliki nilai signifikan. Dalam budaya Yahudi abad pertama, dirham adalah koin perak yang setara dengan upah sehari kerja. 

Kehilangan satu dari sepuluh koin bukan hanya soal kerugian ekonomi tetapi juga emosional. Koin-koin tersebut mungkin merupakan bagian dari mas kawin atau harta yang memiliki nilai sentimental. 

Hal ini mencerminkan bagaimana Allah memandang setiap manusia sebagai sesuatu yang sangat berharga, tidak peduli seberapa kecil atau tidak penting mereka tampak di mata dunia. 

Rumah yang Gelap

Perumpamaan ini menjadi lebih hidup ketika kita memahami latar rumah di zaman Yesus. 

Rumah orang Yahudi pada masa itu biasanya kecil dan sederhana, terbuat dari batu atau tanah liat, dengan jendela kecil atau bahkan tanpa jendela. 

Ruangan cenderung gelap sehingga diperlukan pelita untuk menerangi setiap sudut. 

Lantainya sering kali berupa tanah yang kasar atau batu-batu yang tidak rata, membuat benda kecil seperti koin mudah hilang atau tersembunyi di celah-celah. 

Gambar perempuan yang menyalakan pelita dan menyapu rumah menjadi sangat relevan karena pencarian dalam kondisi seperti itu membutuhkan ketelitian dan ketekunan.  

Perempuan yang Gigih Mencari Dirham

Penggunaan figur perempuan dalam perumpamaan ini sangat penting. Dalam masyarakat Yahudi saat itu, perempuan seringkali dianggap kurang signifikan dibandingkan laki-laki. 

Yesus dengan sengaja mengangkat figur perempuan untuk menggambarkan sifat Allah. Perempuan itu bertindak penuh perhatian, gigih, dan penuh kasih, mencerminkan karakter Allah yang tidak menyerah dalam mencari mereka yang terhilang.  

Tindakan perempuan ini penuh inisiatif. Ia menyalakan pelita, menyapu rumah, dan mencari dengan cermat hingga dirham itu ditemukan. 

Gambaran ini mencerminkan bagaimana Allah tidak pasif dalam menghadapi kehilangan. Ia aktif mencari mereka yang terhilang, tidak berhenti hingga mereka ditemukan. 

Tindakan Ini juga menjadi teladan bagi gereja dan umat percaya untuk mengambil peran aktif dalam menyelamatkan jiwa-jiwa, bukan hanya menunggu mereka datang dengan sendirinya.  

Sukacita atas Kembalinya Pendosa

Ketika perempuan itu menemukan dirhamnya, ia memanggil sahabat dan tetangga untuk bersukacita bersama. 

Tindakan ini menunjukkan betapa besar kebahagiaan yang muncul ketika sesuatu yang berharga ditemukan kembali. 

Sukacita ini melampaui kebahagiaan individual; ini adalah sukacita komunal yang merayakan pemulihan dan keberhasilan. 

Hal ini sejajar dengan sukacita surgawi yang Yesus sebutkan, yaitu sukacita di antara para malaikat Allah atas satu orang berdosa yang bertobat.  

Pernyataan Yesus tentang sukacita di surga menunjukkan betapa berharganya setiap jiwa di mata Allah. 

Pertobatan satu orang berdosa, yang mungkin dipandang sepele oleh dunia, memiliki dampak besar di surga. 

Hal ini menegaskan bahwa misi Allah tidak hanya mencakup kelompok besar atau komunitas tertentu tetapi juga menjangkau individu secara mendalam dan pribadi.  

Panggilan Pertobatan

Perumpamaan ini juga mendorong refleksi pribadi. Bagaimana kita menghargai orang-orang di sekitar kita, terutama mereka yang dianggap "hilang" dalam arti spiritual, sosial, atau emosional? 

Apakah kita bersedia berusaha keras seperti perempuan dalam cerita ini untuk membawa mereka kembali kepada Allah?

Hal Ini adalah panggilan untuk melihat nilai dalam setiap jiwa dan bertindak dengan kasih dan perhatian.  

Bagi gereja, perumpamaan ini menegaskan tanggung jawab besar untuk menjadi terang di dunia. 

Misi Sorgawi

Menyalakan pelita melambangkan usaha untuk menyampaikan Injil, sementara menyapu rumah adalah gambaran dari usaha membersihkan dan mempersiapkan hati orang-orang untuk menerima kebenaran Allah.

Sukacita menjadi inti dari perumpamaan ini. Sukacita Allah adalah tema yang mengalir dalam seluruh Lukas 15. 

Ini mengajarkan bahwa tujuan utama dari misi penyelamatan Allah adalah kebahagiaan surgawi yang timbul dari pemulihan hubungan manusia dengan-Nya.  

Aspek komunal dari sukacita yang dibagikan perempuan ini juga relevan bagi kehidupan iman. Pertobatan dan pemulihan bukan hanya peristiwa pribadi tetapi juga perayaan komunitas. 

Komunitas iman memiliki peran penting dalam mendukung, merayakan, dan menyambut mereka yang kembali kepada Allah.  

Di sisi lain, perumpamaan ini juga menjadi kritik terhadap pandangan dunia yang sering kali mengabaikan mereka yang dianggap tidak penting. 

Dunia mungkin memandang orang-orang tertentu sebagai tidak berharga, tetapi Allah melihat nilai yang tak terhingga dalam setiap individu.

Perumpamaan ini menjadi pengingat bahwa misi gereja harus mencerminkan kasih Allah yang tanpa batas, dengan menghargai setiap jiwa dan merangkul mereka yang terhilang.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun