Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelayanan Gereja yang Sehat, Melampau Preferensi Pribadi

24 Desember 2024   07:35 Diperbarui: 17 Desember 2024   14:36 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunakan Sistem Penilaian yang Jelas dan Objektif. Gereja seharusnya memiliki sistem penilaian yang transparan dan objektif dalam memilih siapa yang akan melaksanakan tugas pelayanan. Penilaian ini bisa meliputi keterampilan, pengalaman, dan komitmen seseorang terhadap visi gereja, bukan hanya berdasarkan preferensi pribadi atau hubungan dekat dengan pemimpin gereja.

  • Ciptakan Suasana Inklusif dan Terbuka. Pendelegasian tugas seharusnya menciptakan suasana inklusif di mana setiap anggota gereja merasa dihargai dan memiliki kesempatan yang sama untuk melayani. Semua anggota jemaat, tanpa memandang pandangan pribadi mereka, harus memiliki kesempatan untuk terlibat dalam pelayanan sesuai dengan kapasitas mereka.

  • Tugas Berdasarkan Kebutuhan Pelayanan, Bukan Kepentingan Pribadi. Dalam menentukan tugas pelayanan, gereja harus fokus pada kebutuhan pelayanan itu sendiri. Tugas harus diberikan berdasarkan kriteria yang jelas, seperti keterampilan dan kesiapan, bukan karena kedekatan pribadi atau kesamaan pandangan.

  • Evaluasi dan Umpan Balik Secara Rutin. Evaluasi berkala terhadap pendelegasian tugas juga penting untuk memastikan bahwa pelayanan tetap berjalan dengan baik. Umpan balik dari anggota jemaat dapat membantu memperbaiki dan mengembangkan sistem pendelegasian yang ada.

  • Pelatihan dan Pengembangan. Penting bagi gereja untuk menyediakan pelatihan dan pengembangan bagi setiap anggota jemaat yang terlibat dalam pelayanan. Ini akan meningkatkan kualitas pelayanan dan memastikan bahwa setiap individu yang melayani memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas yang diberikan.

  • Pendelegasian tugas yang buruk dalam organisasi keagamaan dapat mengganggu kualitas pelayanan dan menciptakan ketidakadilan di dalam gereja. 

    Untuk membangun sistem yang sehat dan berkualitas, gereja harus memastikan bahwa tugas diberikan berdasarkan kemampuan dan potensi setiap individu, serta didukung oleh sistem penilaian yang jelas dan objektif. 

    Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Peter Wagner dan John Maxwell, pertumbuhan gereja hanya dapat tercapai ketika pendelegasian tugas dilakukan dengan adil, berlandaskan karunia rohani, dan berfokus pada pengembangan seluruh jemaat. 

    Gereja dapat menciptakan lingkungan yang inklusif, adil, dan efektif dalam melaksanakan tugas pelayanan, yang pada gilirannya akan memperkuat kesatuan dan memperluas dampak positif pelayanan tersebut.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun