Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kebersihan Toilet Sekolah Memengaruhi Kesejahteraan Emosional Siswa

17 Desember 2024   10:16 Diperbarui: 19 Desember 2024   21:54 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustari Toilet (PIXABAY.COM/Vika_Glitter)

Toilet sekolah, meski sering dipandang remeh, sebenarnya adalah cerminan budaya dan karakter suatu institusi pendidikan. 

Kondisi toilet yang bersih dan layak tidak hanya mendukung kesehatan fisik siswa tetapi juga menunjukkan seberapa besar perhatian sekolah terhadap kesejahteraan warganya.

Kondisi Toilet Sekolah di Beberapa Daerah Indonesia

Toilet, dibeberapa sekolah Indonesia kenyataan yang ada masih jauh dari ideal. Banyak toilet sekolah di Indonesia dalam kondisi tidak layak, mulai dari kekurangan jumlah hingga buruknya kebersihan. 

Data Sanitasi Sekolah Tahun 2019 dari Kemendikbudristek menunjukkan masih banyak sekolah yang belum memenuhi rasio ideal toilet siswa, yakni 1:60 untuk laki-laki dan 1:50 untuk perempuan di tingkat SD.

Buruknya kondisi toilet sekolah sering kali disebabkan oleh minimnya ketersediaan air bersih, kurangnya tenaga kebersihan, dan rendahnya kesadaran warga sekolah akan pentingnya menjaga fasilitas umum. 

Ketersediaan air bersih merupakan faktor utama dalam menjaga kebersihan toilet. Tanpa pasokan air yang cukup dan teratur, upaya menjaga kebersihan toilet akan sangat terbatas, bahkan mustahil.

Di daerah-daerah yang minim air bersih, seperti daerah kering atau pedalaman, tantangan ini menjadi semakin nyata. 

Banyak sekolah yang terpaksa mengandalkan sumber air alternatif yang tidak selalu terjamin kualitasnya, atau bahkan seringkali harus mengatur penggunaan air secara terbatas. 

Masalah Kebersihan Toilet

Di daerah-daerah ini, masalah air bersih sering kali menjadi masalah utama yang menghambat fasilitas sekolah, bukan hanya toilet, tetapi juga kebutuhan dasar lainnya. 

Berbeda dengan daerah yang memiliki akses mudah ke air bersih, daerah-daerah kering memerlukan perhatian ekstra dalam perencanaan dan distribusi sumber daya air.

Di lapangan sering kali mengungkapkan fakta yang memprihatinkan terkait dengan kondisi fasilitas di beberapa sekolah. 

Meskipun terdapat sekolah-sekolah dengan gedung megah dan fasilitas fisik yang tampak memadai, kenyataannya seringkali toilet yang ada dalam kondisi kotor dan berbau tidak sedap. 

Ini merupakan gambaran nyata bahwa, meskipun secara fisik sekolah sudah memiliki sarana yang memadai, ada aspek lain yang lebih penting yang masih terabaikan, yaitu kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah. 

Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga menunjukkan ketidakpedulian terhadap aspek kebersihan yang seharusnya menjadi perhatian utama.

Fenomena ini juga mencerminkan rendahnya kesadaran masyarakat, baik di tingkat sekolah maupun di tingkat masyarakat umum, akan pentingnya kebersihan sebagai bagian dari pembelajaran nilai-nilai hidup. 

Pentingnya Budaya Disiplin 

Kebersihan tidak hanya berkaitan dengan kesehatan, tetapi juga dengan budaya disiplin dan rasa tanggung jawab. Seharusnya, menjaga kebersihan menjadi bagian integral dari pendidikan yang diberikan di sekolah.

Yang lebih memprihatinkan adalah ketika kegiatan membersihkan toilet dijadikan sebagai bentuk hukuman bagi siswa. Tindakan ini jelas mencerminkan pemahaman yang keliru mengenai kebersihan. 

Seharusnya, membersihkan toilet atau fasilitas lainnya bukanlah hukuman, melainkan tanggung jawab bersama yang mengajarkan siswa tentang pentingnya memiliki rasa tanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan. 

Dengan menjadikan membersihkan toilet sebagai hukuman, kita justru mengajarkan siswa bahwa kebersihan adalah pekerjaan yang tidak menyenangkan dan harus dihindari, padahal kebersihan adalah bagian dari kewajiban bersama yang harus dijaga oleh semua pihak.

Perubahan paradigma dalam mendidik siswa tentang kebersihan sangat diperlukan. 

Siswa harus diajarkan bahwa menjaga kebersihan bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan, tetapi juga tanggung jawab setiap individu dalam komunitas sekolah. 

Pendidikan mengenai kebersihan harus dimulai dari kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan sekolah tetap bersih dan nyaman, yang akan membentuk karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan mereka.

Toilet Bersih Mendorong Kesejahteraan Emosional

Toilet yang bersih tidak hanya menjadi tempat yang nyaman bagi siswa, tetapi juga memengaruhi martabat mereka. 

Anak-anak yang menggunakan toilet kotor mungkin merasa terabaikan, yang pada akhirnya memengaruhi kesejahteraan emosional dan performa belajar mereka.

Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan standar fasilitas sekolah. 

Di negara-negara maju, rasio toilet terhadap siswa diatur secara ketat, memastikan semua anak mendapatkan akses yang layak. Regulasi serupa perlu diterapkan di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Regulasi saja tidak cukup tanpa pengawasan yang konsisten. Kepala sekolah, guru, dan siswa perlu terlibat aktif dalam menjaga fasilitas sekolah, termasuk toilet. 

Program perawatan rutin, seperti pembersihan berkala dan penggunaan bahan tahan lama, harus menjadi bagian dari sistem sekolah.

Toilet Ramah Disabilitas

Selain jumlah dan kebersihan, desain toilet juga perlu diperhatikan. Toilet yang ramah disabilitas menunjukkan inklusivitas sekolah terhadap semua siswa. 

Penempatan toilet yang strategis, mudah diakses tanpa mengganggu aktivitas belajar, juga menjadi aspek penting.

Transformasi sekolah memang sering dianggap sebagai perubahan besar yang memerlukan dana besar. Namun, langkah kecil seperti memperbaiki fasilitas toilet sebenarnya memiliki dampak yang signifikan. 

Ini adalah investasi sederhana dengan manfaat besar bagi kenyamanan dan kesejahteraan siswa.

Meningkatkan kualitas toilet juga dapat membangun karakter siswa. 

Dengan melibatkan siswa dalam menjaga kebersihan toilet, mereka belajar tanggung jawab, kerja sama, dan rasa hormat terhadap fasilitas umum. Ini adalah pembelajaran hidup yang tidak kalah penting dari pelajaran di kelas.

Pelajar Pancasila dalam Menjaga Kebersihan Toilet Sekolah

Pelajar Pancasila adalah profil yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia untuk membentuk karakter bangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. 

Gotong royong adalah semangat saling membantu dan bekerja sama untuk kepentingan bersama, yang sangat relevan dengan upaya menjaga kebersihan fasilitas sekolah, terutama toilet. 

Sebagai bagian dari nilai-nilai Pancasila, gotong royong mengajarkan pentingnya bekerja sama dalam menjaga fasilitas umum dan memastikan kenyamanan serta kesehatan bagi seluruh warga sekolah.

Dalam konteks kebersihan toilet sekolah, gotong royong tidak hanya menjadi tugas pihak sekolah atau petugas kebersihan, tetapi juga tanggung jawab bersama.  Siswa, guru, dan staf sekolah harus bekerja sama menjaga kebersihan dan merawat fasilitas tersebut. 

Pelajar Pancasila yang menghayati nilai gotong royong akan merasa bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan sekolahnya, termasuk toilet. 

Mereka akan termotivasi untuk menjaga dan merawat fasilitas tersebut, tidak hanya demi kenyamanan mereka sendiri, tetapi juga untuk teman-teman dan generasi yang akan datang. 

Kebersihan Toilet Sebagai Tanggung jawab bersama

Kebersihan toilet bukanlah tanggung jawab individu, tetapi tanggung jawab bersama. Melibatkan siswa dalam menjaga kebersihan, seperti membersihkan toilet secara bergiliran atau melaporkan kerusakan fasilitas, mengajarkan mereka nilai-nilai kolektivitas yang menjadi dasar dari karakter pelajar Pancasila. 

Dengan menanamkan nilai gotong royong ini, sekolah dapat membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang peduli, bertanggung jawab.

Sekolah yang peduli pada kebersihan, khususnya toilet, juga turut memupuk karakter gotong royong yang akan menjadi bekal penting bagi para siswa dalam menghadapi tantangan kehidupan ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun