Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hakordia: Korupsi Sebagai Tantangan Global

9 Desember 2024   21:35 Diperbarui: 10 Desember 2024   17:16 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi korupsi (www.freepik.es)

Korupsi merupakan salah satu ancaman terbesar bagi pembangunan global. Praktik ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah. 

Indonesia menghadapi tantangan besar dengan deretan kasus korupsi yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah, seperti kasus PT Timah senilai Rp300 triliun dan skandal BLBI sebesar Rp138,4 triliun.

Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 

Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) terbaru, Indonesia berada di urutan ke-115 dari 180 negara dengan skor 34. 

Dibandingkan periode sebelumnya, skor ini tampak stagnan atau tidak berubah, menunjukkan bahwa upaya pemberantasan korupsi di Indonesia masih jauh dari memuaskan.

Hakordia 2024

Pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2024, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa yang menghambat pembangunan. 

Dengan tema “Teguhkan Komitmen Berantas Korupsi untuk Indonesia Maju,” pemerintah bertekad memperkuat upaya pemberantasan korupsi.

Dampak Korupsi terhadap Masyarakat

Korupsi tidak hanya menghambat pembangunan infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan, tetapi juga berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Ketika dana publik disalahgunakan, rakyat menjadi korban utama.

Pemberantasan korupsi tidak hanya tentang menghukum pelaku, tetapi juga mendorong perubahan budaya. Pendidikan antikorupsi sejak dini sangat penting untuk membentuk generasi yang memiliki integritas tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun