Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menakar Efektivitas Job Fair Mingguan dalam Mengurangi Pengangguran di Era Digitalisasi Kerja

28 November 2024   09:57 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:48 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi resume/lamaran kerja.(KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI) 

Masalah ini menunjukkan bahwa hanya menyediakan platform seperti job fair tidak cukup. Diperlukan usaha yang lebih besar untuk mengatasi kesenjangan ini, seperti memperkuat link and match antara pendidikan dan kebutuhan industri.

Tantangan dalam Pelaksanaan Job Fair Mingguan

Bursa kerja mingguan adalah langkah ambisius, tetapi pelaksanaannya tidak lepas dari kendala. Perusahaan perlu menyesuaikan kapasitas logistik untuk berpartisipasi secara konsisten. 

Jika tidak, hanya perusahaan kecil atau menengah yang terlibat, sementara perusahaan besar tetap menggunakan metode rekrutmen mereka sendiri.

Selain itu, pelamar sering menghadapi kenyataan bahwa mereka tidak memenuhi kualifikasi. Di sisi lain, perusahaan kesulitan menemukan talenta yang memiliki keterampilan sesuai kebutuhan.

Studi Kasus dari Luar Negeri

Negara seperti Jerman dan Jepang memiliki pendekatan berbeda dalam menekan pengangguran. Sistem pendidikan dual track di Jerman mengintegrasikan pelatihan vokasi dengan pendidikan formal, menghasilkan tenaga kerja muda yang kompeten. 

Sementara itu, Jepang memiliki budaya perusahaan yang melatih karyawan baru secara intensif.

Indonesia bisa belajar dari mereka bahwa mengatasi pengangguran membutuhkan investasi pada pelatihan dan kebijakan jangka panjang.

Pendekatan Holistik untuk Mengatasi Pengangguran

Job fair mingguan perlu dilengkapi dengan langkah-langkah strategis. Pemerintah harus bekerja sama dengan perusahaan untuk menciptakan program pelatihan berbasis kebutuhan industri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun