Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pilkada dan Tangisan Demokrasi: Memilih Berdasarkan Amplop

27 November 2024   19:28 Diperbarui: 27 November 2024   22:32 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Pilkada di salah satu TPS di Salatiga (dokumentasi Pribadi)

Beberapa kalangan menilai bahwa penyalahgunaan kekuasaan, baik oleh pihak yang sedang berkuasa maupun pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik tertentu, masih menjadi masalah yang harus ditangani secara serius.

Rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU memang penting sebagai bukti sah dari hasil pemilu, namun hal itu tidak seharusnya menjadi penutup dari partisipasi publik dalam mengawasi pelaksanaan pemilu. 

Masyarakat harus tetap berperan aktif dalam memastikan bahwa proses pemilu yang berlangsung benar-benar bebas, adil, dan transparan. 

Masyarakat dan Pendidikan Politik

Evaluasi lebih lanjut juga harus mencakup pendidikan politik yang masih sangat minim di kalangan sebagian besar masyarakat. 

Tanpa pendidikan demokrasi yang memadai, banyak pemilih yang tidak memahami sepenuhnya hak dan tanggung jawab mereka dalam memilih pemimpin. 

Hal ini berimplikasi pada rendahnya kualitas partisipasi politik dan semakin maraknya apatisme di kalangan pemilih muda.

Pendidikan demokrasi yang lebih baik harus diberikan sejak dini, mengajarkan kepada generasi muda pentingnya pemilu yang jujur dan bersih. 

Pemilu bukan hanya tentang memilih calon pemimpin, tetapi juga tentang memahami proses, aturan, dan dampak dari pilihan tersebut terhadap kehidupan masyarakat. 

Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat dapat memilih secara lebih rasional dan tidak hanya terpaku pada janji manis atau materi yang diberikan oleh calon tertentu.

Pengawasan Proses Pemilu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun