Misalnya, dalam kisah Yesus memberi makan 5.000 orang, para murid melihat keterbatasan sumber daya sebagai masalah besar.Â
Yesus menunjukkan bahwa masalah dapat diselesaikan dengan memanfaatkan apa yang ada, yaitu lima roti dan dua ikan (Matius 14:13-21).Â
Pelajaran ini menekankan pentingnya melihat potensi dari hal kecil untuk menyelesaikan persoalan besar.
Menerapkan Perspektif Tuhan dalam Konflik
Cara pandang yang luas, seperti yang dicontohkan Yesus, menjadi kunci dalam mengelola konflik.Â
Sebagai umat percaya, kita diajak untuk melihat masalah dari perspektif Tuhan yang besar, bukan hanya dari keterbatasan kita sendiri.Â
Ketika konflik terlihat mustahil untuk diselesaikan, kita perlu mengingat bahwa Tuhan selalu menyediakan jalan keluar bagi mereka yang percaya.
Konflik sebagai Benih Kedewasaan
Roma 5:3-4 mengajarkan bahwa penderitaan, termasuk konflik, dapat menghasilkan ketekunan, karakter, dan pengharapan.Â
Konflik, jika dihadapi dengan cara yang benar, dapat menjadi alat Tuhan untuk mendewasakan iman dan membentuk karakter kita.Â
Proses ini mengajarkan kita untuk lebih bersabar, rendah hati, dan bijaksana dalam menghadapi orang lain.