Hari ini (14/11/24) adalah masa tenang menjelang Pilkada Serentak pada Rabu, 27 November 2024.Â
Sepanjang hari ini, atribut kampanye telah diturunkan oleh Panitia Pengawas Pemilu (Panwas), memberikan ruang bagi masyarakat untuk merenungkan pilihan terbaik mereka.
Momentum ini bukan sekadar waktu istirahat dari hiruk-pikuk politik, melainkan kesempatan untuk menilai calon pemimpin yang akan memengaruhi arah kebijakan dan kesejahteraan daerah dalam lima tahun ke depan.
Mencobolos dan Kelangsungan Demokrasi
Mencoblos bukan sekadar formalitas demokrasi, tetapi juga merupakan bentuk tanggung jawab warga negara dalam menentukan wajah pemerintahan.Â
Setiap suara memiliki nilai yang besar dalam menjaga keberlangsungan demokrasi.Â
Para calon kepala daerah telah memaparkan visi-misi mereka selama masa kampanye, meskipun tidak semua masyarakat memahami atau mengakses informasi ini secara utuh.Â
Hal ini mendorong calon untuk memasang alat peraga kampanye (APK) secara masif dan menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti jalan sehat atau hiburan artis, demi menarik perhatian publik.
Pemilu bukanlah sekadar soal popularitas atau hiburan. Masa tenang ini seharusnya menjadi waktu refleksi bagi pemilih untuk menilai integritas, visi, dan kemampuan politik calon secara mendalam.Â
Pemilih perlu memastikan bahwa pilihan mereka didasarkan pada kualitas calon, bukan sekadar janji-janji manis atau tekanan politis.
Bahaya Money Polictics
Salah satu tantangan terbesar dalam pelaksanaan pemilu adalah praktik money politics atau politik uang, yang secara langsung merusak esensi demokrasi.Â
Money politics menjadikan proses pemilu kehilangan nilai-nilai idealnya, di mana suara rakyat seharusnya merepresentasikan aspirasi dan kebutuhan, bukan sekadar pertukaran dengan uang atau imbalan material.Â
Kondisi ini semakin terlihat nyata dalam Pemilu Februari 2024, di mana praktik politik uang mencatat peningkatan yang signifikan dibanding pemilu sebelumnya.Â
Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa persentase pemilih yang menentukan pilihannya berdasarkan uang mencapai 35 persen, naik dari 28 persen pada Pemilu 2019.Â
Peningkatan ini menunjukkan semakin kuatnya pola pikir transaksional dalam proses pemilu, dengan istilah "pemilih wani piro" menjadi fenomena umum.Â
Mencoblos Selaras Prinsip Demokarasi
Di sisi lain, demokrasi sejatinya adalah sistem yang berlandaskan keadilan, transparansi, dan akuntabilitas.Â
Demokrasi memastikan bahwa pemerintah bertindak berdasarkan hukum dan konstitusi, melindungi hak asasi manusia, dan memberikan kebebasan berekspresi bagi semua warganya.Â
Ketika prinsip-prinsip ini dijalankan, demokrasi menciptakan ruang bagi masyarakat untuk menjadi subjek yang aktif, bukan hanya objek pasif dalam proses politik.
Dalam hal ini, pemikiran Aristoteles memberikan landasan yang kuat. Menurut Aristoteles, demokrasi adalah kebebasan tiap warga negara, yang digunakan untuk saling berbagi kekuasaan.Â
Demokrasi, menurutnya, berakar pada kebebasan, dan prinsip dasarnya adalah kebebasan itu sendiri.Â
Dengan kata lain, setiap individu dalam masyarakat demokratis memiliki hak dan tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam proses politik, baik sebagai pemilih maupun sebagai pengawas kekuasaan.Â
Pemikiran ini mengingatkan kita bahwa demokrasi sejati hanya akan terwujud jika setiap warga negara aktif mengambil peran dalam sistem pemerintahan.
Oligarki kekuasaan Penghambat Demokrasi
Aristoteles menjelaskan bahwa oligarki adalah manifestasi dari pemerintahan yang buruk. Oligarki cenderung bersifat elitis, eksklusif, beranggotakan kaum kaya, dan sering kali mengabaikan kebutuhan masyarakat.Â
Dalam sistem ini, kekuasaan terpusat pada segelintir orang yang menggunakan kekayaan mereka untuk memengaruhi kebijakan demi keuntungan pribadi atau kelompok.Â
Ancaman oligarki selalu mengintai demokrasi, terutama ketika kekuasaan terkonsentrasi pada segelintir elit politik atau dinasti.Â
Pilkada Serentak menjadi momen penting untuk melawan oligarki dengan memilih calon yang benar-benar mewakili aspirasi rakyat, bukan hanya kepentingan kelompok tertentu.Â
Mencoblos untuk memastikan Pemerintahan yang Bersih
Demokrasi sejati tidak hanya tentang pemilu, tetapi juga tentang pemerintahan yang transparan, bertanggung jawab, dan berpihak pada rakyat.
Masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa demokrasi tidak kehilangan substansinya. Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan memberikan suara berdasarkan penilaian yang matang.Â
Dalam demokrasi, kebebasan memilih adalah hak sekaligus kewajiban. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan kekuasaan dan mencegah akumulasi kekuasaan yang berlebihan.
Hukum sebagai Batas Kekuasaan
Melalui Pilkada Serentak ini, kita juga diingatkan akan pentingnya pemerintahan berdasarkan hukum.Â
Setiap calon pemimpin harus memahami bahwa kekuasaan mereka terbatas oleh hukum dan harus digunakan untuk melayani rakyat, bukan kepentingan pribadi atau golongan.Â
Dalam semangat ini, masyarakat perlu mendukung calon yang memiliki rekam jejak baik dalam mematuhi hukum dan mengutamakan kepentingan publik.
Lebih jauh, demokrasi juga memastikan kebebasan berbicara dan berpendapat.Â
Masa kampanye yang telah berlalu adalah bukti nyata bahwa demokrasi memberikan ruang bagi berbagai pandangan dan gagasan untuk berkompetisi.Â
Kebebasan ini harus disertai tanggung jawab untuk menjaga kesatuan dan tidak menyebarkan kebencian atau informasi yang menyesatkan.
Mencoblos sebagai Sarana menggapai Keadilan Sosial
Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa demokrasi bukan sekadar sistem pemilu, tetapi juga sarana untuk mencapai keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan.Â
Dengan memilih pemimpin yang kompeten dan berintegritas, masyarakat turut mendukung pembangunan yang inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan bersama.
Pilkada Serentak 2024 adalah ujian bagi demokrasi Indonesia. Kita perlu memastikan bahwa suara kita tidak hanya menentukan siapa yang berkuasa, tetapi juga bagaimana kekuasaan itu digunakan.Â
Maka, ayo mencoblos dengan hati yang jernih dan pikiran yang matang. Pilihan Anda akan menentukan masa depan daerah dan bangsa.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI