Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kerajaan Allah vs Kerajaan Pribadi

21 November 2024   03:19 Diperbarui: 21 November 2024   12:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepemimpinan Kristus

Untuk mengatasi tantangan ini, gereja perlu kembali pada prinsip-prinsip kepemimpinan yang Kristus ajarkan. 

Kepemimpinan dalam gereja bukanlah soal kekuasaan, melainkan pelayanan. Pemimpin yang sejati adalah mereka yang bersedia mengorbankan diri demi kebaikan orang lain, seperti Yesus yang datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.  

Yesus juga menegaskan prioritas hidup setiap orang percaya dengan berkata, "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). Ayat ini mengingatkan bahwa fokus utama setiap orang percaya adalah Kerajaan Allah, bukan ambisi atau kepentingan pribadi.  

Kerajaan pribadi tidak akan bertahan lama, sebab hanya Kerajaan Allah yang kekal. Sejarah membuktikan bahwa usaha manusia yang bertentangan dengan kehendak Allah pada akhirnya akan runtuh.

Oleh karena itu, gereja dipanggil untuk setia membangun dasar yang kokoh dalam Kristus.  

Pentingnya Kualitas Kepemimpinan

Peningkatan kualitas kepemimpinan Kristen juga harus menjadi prioritas. Pelatihan, pembinaan, dan pemuridan pemimpin gereja harus dilakukan secara berkesinambungan. 

Dengan demikian, gereja dapat memiliki pemimpin yang berintegritas dan mampu memimpin jemaat dalam kebenaran.  

Mari kita sebagai tubuh Kristus bersama-sama menyerahkan hidup kita untuk membangun Kerajaan Allah, bukan kerajaan pribadi. 

Dengan demikian, kita dapat menjadi terang dan garam dunia yang memuliakan nama-Nya di tengah-tengah dunia yang gelap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun