Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Doa dan Puasa Dikala Krisis: Perjumpaan dengan Sang Pencipta

12 November 2024   08:18 Diperbarui: 13 November 2024   09:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibadah adalah inti kehidupan orang percaya, di mana setiap elemen, baik doa, puasa, maupun perjamuan kudus, menjadi sarana untuk memperdalam hubungan dengan Tuhan. 

Ibadah Spesial

Pada kesempatan yang spesial ini, ibadah doa, puasa, dan perjamuan kudus dipimpin oleh para wanita yang penuh kasih dan pelayanan. 

Dalam kebersamaan yang penuh kerendahan hati, mereka melayani jemaat dengan penuh pengabdian. 

Pujian yang mengangkat hati dilayani oleh Alpiana, Firman Tuhan disampaikan dengan penuh hikmat oleh Ibu Samini, dan Perjamuan Kudus dipimpin oleh Ibu Naomi. 

Ibadah ini menjadi momen yang menyentuh hati, mengingatkan kita akan pentingnya berdoa dan berpuasa, terutama dalam menghadapi krisis hidup.

Pentingnya Doa

Pentingnya doa dalam kehidupan orang percaya tidak dapat disangkal. Doa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari setiap orang Kristen. 

Dalam doa, kita mencari Tuhan, berbicara dengan-Nya, dan berusaha merasakan hadirat-Nya. Doa bukan hanya sekadar permintaan atau ucapan syukur, tetapi juga sebuah bentuk pertemuan yang mendalam dengan Allah. 

Seperti Yakub yang bergumul dengan Allah di Peniel (Kejadian 32:24), doa adalah perjuangan untuk bertahan dalam iman dan mencari jawaban Tuhan atas setiap pergumulan hidup.

Yeremia 29:10-14 memberi kita perspektif penting tentang doa di tengah krisis. Ketika bangsa Israel berada dalam pembuangan di Babel, Tuhan memberikan pesan yang penuh pengharapan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun