Rasa takut akan pengkhianatan ini sering kali menjadi alasan mereka menunda atau bahkan menghindari pernikahan.Â
Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran mereka akan mengulangi pengalaman yang sama, yang tentunya bertentangan dengan nilai-nilai pernikahan yang saling menghormati dan mendukung.
PerceraianÂ
Meskipun perceraian kadang-kadang merupakan pilihan terbaik dalam kondisi tertentu, dampaknya sering kali sangat mendalam, terutama bagi anak-anak yang harus menghadapi perpisahan orang tua mereka.Â
Bagi generasi muda yang mengalami perceraian orang tua, pernikahan bisa dipandang sebagai komitmen yang rapuh dan mudah berakhir.Â
Pengalaman ini dapat membuat mereka merasa ragu untuk menikah, karena mereka khawatir pernikahan mereka akan berakhir dengan cara yang sama.Â
Trauma dari perceraian memberikan kesan bahwa pernikahan tidak selalu membawa kebahagiaan, sehingga banyak yang memilih untuk menunda atau bahkan menghindari pernikahan.
Pernikahan adalah Mulia
Penting untuk diingat bahwa meskipun tantangan seperti percekcokan, KDRT, perselingkuhan, dan perceraian ada dalam setiap pernikahan, ini tidak berarti bahwa pernikahan itu sendiri tidak layak dihormati.
Sebaliknya pernikahan tetap merupakan lembaga yang mulia dan harus dipelihara dengan sebaik-baiknya.Â
Dalam setiap pernikahan, terdapat potensi untuk menciptakan hubungan yang sehat, harmonis, dan penuh kasih. Kuncinya adalah  komitmen yang kuat dan saling menghargai antara pasangan.