Hal serupa juga terjadi saat kecemasan meningkat, di mana otak cenderung mencari pelarian dari perasaan tidak nyaman dengan cara melamun atau zoning out.
Pandangan AhliÂ
Ahli neuroscience, seperti Dr. Jonathan Smallwood, menyatakan bahwa zoning out adalah respons alami otak untuk mengolah informasi emosional yang belum terselesaikan.Â
Dalam pandangannya, zoning out merupakan bentuk pengalihan yang dilakukan otak untuk mengatasi beban mental.Â
Sementara itu, Dr. Daniel Levitin menjelaskan bahwa fenomena ini melibatkan aktivasi jaringan default mode network (DMN) di otak, yang bertanggung jawab atas pikiran melayang.
Mekanisme Pertahanan Mental
Beberapa psikolog berpendapat bahwa zoning out memiliki manfaat tertentu, yakni membantu otak untuk mencerna emosi dan informasi secara tidak sadar.Â
Dalam beberapa kasus, zoning out berperan sebagai bentuk perlindungan mental saat seseorang menghadapi stres atau kecemasan berlebih, yang memungkinkan mereka 'mengalihkan' pikiran dari kondisi yang tidak nyaman.
Dampak Zoning OutÂ
Meskipun berguna dalam beberapa situasi, zoning out juga memiliki dampak negatif jika terjadi terlalu sering.Â
Dalam dunia kerja, zoning out dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan bahkan kesalahan saat menjalankan tugas penting.Â
Sementara dalam konteks belajar, kondisi ini membuat seseorang sulit memahami atau mengingat materi dengan baik.Â