Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vonis Kontroversial dan Suap Hakim: Menggugat Integritas Peradilan

25 Oktober 2024   13:42 Diperbarui: 25 Oktober 2024   17:43 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejagung Abdul Qohar (KOMPAS.COM/ KIKI SAFITRI)

Rasa keadilan terasa perih  di mata publik, semakin nyata saat tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya, yakni Erintuah Damanik, Mangapul SH, MH, dan Heru Hanindyo, terjerat kasus suap terkait vonis bebas terdakwa Ronald Tannur. 

Ketika masyarakat mengetahui bahwa hakim-hakim yang dipercayai untuk menjunjung keadilan diduga terlibat suap, kepercayaan terhadap sistem peradilan otomatis terguncang. 

Masyarakat berharap hakim sebagai simbol integritas yang tidak tergoyahkan. Pengkhianatan oleh para penegak hukum ini menyebabkan masyarakat kehilangan harapan akan tegaknya keadilan.

Vonis Bebas

Vonis bebas terhadap terdakwa Ronald Tannur telah memicu kegaduhan di tengah masyarakat. Keputusan para hakim ini, yang melibatkan Erintuah, Mangapul, dan Heru, dipandang tidak adil oleh publik dan menjadi sorotan luas. 

Keprihatinan muncul karena keputusan tersebut tidak hanya merugikan korban dan keluarga, tetapi juga menyisakan rasa ketidakadilan bagi masyarakat yang ingin melihat hukum ditegakkan secara benar. 

Masyarakat bertanya-tanya, apakah masih ada keadilan ketika mereka yang seharusnya menjadi benteng terakhir justru melanggar nilai-nilai keadilan.

Kebenaran yang Tergadaikan  

Keterlibatan hakim dalam suap ini menunjukkan betapa lemahnya integritas yang seharusnya dijunjung tinggi. 

Masyarakat pun semakin mempertanyakan siapa lagi yang bisa mereka percayai untuk menegakkan keadilan di negeri ini. 

Jika aparat peradilan, yang semestinya menjadi teladan, justru terlibat dalam praktik korupsi, masyarakat akan merasa tidak ada lagi yang bisa melindungi hak-hak mereka. 

Korupsi dalam lembaga peradilan adalah salah satu pelanggaran yang paling merusak dan memalukan bagi suatu negara. 

Ancaman serius ini merongrong fondasi hukum yang menjadi penjaga kestabilan sosial dan keamanan.

Runtuhnya kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan dapat mengakibatkan masyarakat mencari keadilan dengan caranya sendiri. . 

Ketika masyarakat tidak lagi percaya pada sistem hukum, ancaman ketidakstabilan akan menjadi nyata. 

Karena itu, penting bagi aparat peradilan untuk menjaga kepercayaan publik dengan menegakkan keadilan yang sesungguhnya.

Integritas Sebagai Fondasi Kejujuran

Integritas merupakan fondasi utama yang harus dipegang teguh oleh setiap hakim. Ketika hakim mampu menjaga integritas, kepercayaan masyarakat terhadap peradilan tetap terjaga. 

Tetapi jika integritas ini diabaikan demi kepentingan pribadi, harapan masyarakat akan keadilan perlahan-lahan akan menghilang.

Keadilan adalah hak fundamental yang harus diperoleh setiap warga negara. Ketika hakim mengabaikan keadilan demi kepentingan pribadi, mereka merampas hak fundamental masyarakat untuk mendapatkan keadilan yang sejati. 

Pelanggaran ini tidak bisa diterima, dan masyarakat berhak menuntut pertanggungjawaban atas tindakan hakim yang tidak memenuhi standar keadilan.

Pentingnya Reformasi Hukum

Kasus suap di kalangan hakim ini menjadi pengingat akan pentingnya reformasi hukum di Indonesia. Reformasi ini tidak boleh hanya terbatas pada prosedur formal, tetapi juga perlu menyentuh aspek integritas para aparat penegak hukum. 

Dengan adanya reformasi yang menyeluruh dan tegas, diharapkan lembaga peradilan dapat dibersihkan dari elemen-elemen korup yang merusak sistem hukum.

Pengawasan ketat terhadap hakim, terutama mereka yang terlibat dalam kasus-kasus besar, menjadi langkah penting dalam mencegah kasus serupa terjadi. 

Pengawasan ini harus dilakukan oleh lembaga independen yang memiliki kapabilitas untuk memantau perilaku hakim secara efektif. 

Pengawasan yang kuat dan transparan dapat menjadi langkah pencegahan agar praktik suap dalam peradilan tidak terjadi, serta mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga peradilan.

Hakim dan Pendidikan Etika

Pendidikan etika bagi penegak hukum adalah aspek penting dalam mencegah korupsi. Hakim yang memiliki dasar etika yang kuat akan lebih mampu menolak godaan korupsi. 

Dengan etika yang kuat, hakim dapat menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab, menjunjung tinggi keadilan.

Tindakan tegas terhadap hakim yang terbukti melakukan pelanggaran akan menjadi bukti komitmen peradilan dalam menjaga integritasnya. 

Kepercayaan publik hanya bisa kembali jika masyarakat melihat adanya langkah nyata yang diambil untuk membenahi sistem hukum dan mencegah kejadian serupa terulang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun