Pendidikan yang tidak efektif sering kali mengabaikan pentingnya nilai-nilai spiritual dan moral dalam pembentukan karakter individu.Â
Banyak orang belajar semata-mata untuk meraih kesuksesan materi, tetapi mereka melupakan bahwa pendidikan yang sesungguhnya juga bertujuan untuk membangun karakter, integritas, dan tujuan hidup yang lebih luhur.
Tanpa adanya integrasi antara aspek spiritual dan moral, seseorang yang sukses secara akademis atau finansial dapat kehilangan arah dalam hidupnya dan menjadi individu yang egois atau tidak bermoral.
Kenyataan ini juga tercermin dalam masalah kenakalan remaja yang marak terjadi. Ketika pendidikan hanya berfokus pada pencapaian akademik, remaja sering kali terjebak dalam perilaku negatif seperti pergaulan bebas, penggunaan narkoba, atau tindakan kriminal.Â
Tanpa adanya bimbingan moral dan spiritual, mereka mungkin merasa terasing dan mencari pengakuan atau pelarian melalui kenakalan, yang pada akhirnya merugikan diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar.
Lebih jauh lagi, fenomena sifat korup dapat muncul ketika individu yang tidak memiliki landasan moral yang kuat meraih posisi kekuasaan atau keberhasilan.Â
Dalam konteks ini, mereka mungkin tergoda untuk memanfaatkan posisi mereka untuk keuntungan pribadi, mengabaikan nilai-nilai etika dan tanggung jawab sosial.Â
Contoh lain misalnya, seorang yang sangat pintar secara akademis dan berhasil mencapai kesuksesan duniawi mungkin gagal menjadi pribadi yang peduli, berempati, atau memiliki integritas moral yang kuat.Â
4. Tidak Mampu Menghadapi Kegagalan dan Tantangan Hidup
Jika pendidikan hanya fokus pada sukses duniawi dan tidak melatih individu untuk menghadapi kegagalan, maka pendidikan tersebut bisa dianggap gagal.Â
Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan tantangan serta kegagalan adalah bagian tak terhindarkan dalam proses hidup.