Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Merebut Suara Gen Z dalam Pilkada, Apa yang Mereka Harapkan dari Pemimpin?

9 Oktober 2024   10:55 Diperbarui: 11 Oktober 2024   06:57 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Surat Suara/kompas.id

Kualitas Janji Kampanye 

Janji-janji kampanye menjadi salah satu aspek penting yang diperhatikan oleh pemilih muda. Namun, banyak janji yang seringkali tidak terealisasi dengan baik setelah calon terpilih. 

Kesenjangan antara janji dan realitas ini dapat memicu kekecewaan dan apatisme di kalangan Gen Z, yang sangat menginginkan pemimpin yang dapat dipercaya.

Masyarakat, terutama generasi Z, kini semakin kritis terhadap janji-janji yang diucapkan oleh para calon. Mereka tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan tetapi juga mengharapkan bukti nyata dari tindakan yang diambil setelah pemilihan. 

Ketidakpuasan terhadap pemimpin yang tidak menepati janji bisa menyebabkan penurunan partisipasi dalam pemilu selanjutnya, menciptakan siklus di mana pemilih muda merasa suaranya tidak memiliki dampak.

Pentingnya Kesejahteraan Ekonomi 

Isu-isu ekonomi, terutama lapangan pekerjaan, menjadi perhatian utama bagi generasi Z. Mereka berharap janji-janji kampanye tidak hanya sekadar retorika, tetapi juga mencerminkan solusi nyata terhadap permasalahan yang ada. 

Kesejahteraan ekonomi tidak hanya berkaitan dengan ketersediaan pekerjaan tetapi juga mencakup gaji yang layak dan lingkungan kerja yang baik. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh generasi Z adalah ketidakpastian dalam pasar kerja. 

Meskipun mereka terdidik dan sering kali memiliki keterampilan yang relevan, banyak dari mereka kesulitan untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan harapan mereka. 

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketidakcocokan antara keterampilan yang diajarkan di institusi pendidikan dengan kebutuhan industri yang terus berubah. 

Ketidakpuasan Terhadap Kebijakan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun