Pada masa sekarang media sosial menjadi ajang pamer. Bagi emak-emak mungkin merasa cemas jika tidak mendapatkan banyak 'likes' di postingan mereka, yang diperburuk oleh harapan sosial yang tinggi.
Stigma terhadap warga di suatu lingkungan baik perumahan atau kampung misalnya, mereka yang tidak aktif bisa menciptakan suasana yang tidak mendukung.Â
Seorang ibu yang memilih untuk tidak ikut arisan dapat merasa dihakimi oleh warga lain yang aktif, sehingga merasa terasing.
Dalam komunitas, perilaku konsumtif dapat muncul ketika anggota merasa perlu mengikuti tren atau kegiatan yang sedang populer. Ada ibu-ibu mungkin merasa harus membeli pakaian baru untuk setiap acara komunitas, meskipun sebenarnya tidak diperlukan.
Emak-emak yang merasa terpaksa untuk selalu terlibat dalam kegiatan, seperti rapat atau arisan, mungkin kehilangan kesempatan untuk beristirahat atau menjalani hobi pribadi.
Satu contoh konkret adalah arisan yang sering dijadikan kewajiban sosial. Meskipun arisan dapat mempererat hubungan, tekanan untuk ikut serta bisa menyebabkan beban finansial dan waktu yang signifikan.Â
Menyadari dampak negatif ini penting agar komunitas emak-emak dapat bertransformasi menjadi lebih inklusif dan seimbang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H