Keterlibatan yang berlebihan dalam kegiatan komunitas dapat mengalihkan perhatian dari tanggung jawab utama.Â
Contohnya, seorang anggota yang menghabiskan banyak waktu untuk mengorganisir acara komunitas bisa mengabaikan tugas rumah tangga atau pekerjaan mereka, yang menimbulkan konflik dalam keluarga.
Anggota yang merasa tertekan untuk selalu aktif dapat mengalami dampak negatif pada kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.Â
Seorang ibu mungkin merasa cemas jika tidak mendapatkan banyak 'likes' di postingan mereka, yang diperburuk oleh harapan sosial yang tinggi.
Stigma terhadap anggota yang tidak aktif bisa menciptakan suasana yang tidak mendukung.Â
Misalnya, seorang ibu yang memilih untuk tidak ikut arisan dapat merasa dihakimi oleh anggota lain yang aktif, sehingga merasa terasing.
Ketika emak-emak terlalu terfokus pada kegiatan komunitas, perhatian terhadap anak-anak bisa terganggu.Â
Seorang ibu yang terlalu sibuk dengan kegiatan sosialnya mungkin melewatkan waktu berkualitas bersama anak, yang berdampak negatif pada perkembangan anak.
Perilaku konsumtif dapat muncul ketika anggota merasa perlu mengikuti tren atau kegiatan yang sedang populer.Â
Contohnya, ibu-ibu mungkin merasa harus membeli pakaian baru untuk setiap acara komunitas, meskipun sebenarnya tidak diperlukan.
Komitmen terhadap komunitas juga dapat mengurangi waktu untuk diri sendiri.Â