Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan, Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Antre sebagai Cerminan Sosial Masyarakat

30 September 2024   22:21 Diperbarui: 1 Oktober 2024   11:27 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinamika Sosial dalam Budaya Antre

Budaya antre mencerminkan dinamika sosial yang kaya dalam masyarakat, berfungsi sebagai arena interaksi antarindividu di ruang publik. Ketika orang-orang berdiri dalam antrean, mereka sering kali terlibat dalam percakapan ringan, bertukar pandangan, atau berbagi pengalaman, yang dapat membantu membangun hubungan sosial yang lebih kuat. 

Momen-momen ini bukan hanya sekadar menunggu untuk dilayani, tetapi juga menciptakan kesempatan untuk menjalin ikatan sosial yang memperkuat rasa kebersamaan dalam komunitas. Interaksi yang terjadi selama antrean dapat meningkatkan solidaritas dan empati antaranggota masyarakat, mengurangi perasaan keterasingan, dan mendorong saling pengertian. 

Dengan demikian, budaya antre tidak hanya berfungsi untuk mengatur akses ke layanan, tetapi juga menjadi wadah yang menghubungkan orang-orang dan membangun jaringan sosial yang lebih sehat.

Tantangan dalam Budaya Antre

Budaya antre merupakan aspek penting dalam menciptakan ketertiban sosial, namun tantangan dalam penerapannya masih sering muncul. 

Terdapat individu yang kurang memahami pentingnya antre, sehingga mereka cenderung mendahului orang lain, menciptakan ketidaknyamanan dan potensi konflik. Kebiasaan buruk yang telah terinternalisasi, ditambah dengan ketidakdisiplinan dan kurangnya fasilitas antrean yang jelas, semakin memperburuk situasi ini. 

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan upaya pendidikan dan sosialisasi yang dimulai sejak dini, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai budaya antre, sehingga tercipta lingkungan yang lebih harmonis dan tertib.

Tidak antre dapat menimbulkan berbagai akibat negatif, yaitu:

Tindakan mendahului orang lain dalam antrean dapat memicu konflik atau ketegangan di antara mereka yang mengantre dengan tertib. hal ini karena orang yang merasa didahului sering kali merasakan kemarahan atau frustrasi, yang dapat merusak suasana di tempat tersebut. 

Selain itu, sikap tidak mau antre menciptakan kesan bahwa seseorang tidak menghargai waktu dan hak orang lain, sehingga merusak norma sosial dan menciptakan ketidakadilan dalam pelayanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun