Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Budaya Antre, Cerminan Sosial Masyarakat

30 September 2024   22:21 Diperbarui: 3 Oktober 2024   17:51 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean di SPBU Salatiga/Poto: Antok

Budaya antre adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial di Indonesia. Antre atau menunggu giliran merupakan praktik yang menunjukkan kesopanan, disiplin, dan penghargaan terhadap orang lain.

Budaya antre bukan hanya sekadar tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai sosial yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Budaya antre di Indonesia berkaitan erat dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi. Dalam masyarakat yang semakin padat, antre menjadi solusi untuk mengatur akses terhadap berbagai layanan.

Praktik ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan yang layak.

Praktik Antre

Di bank, budaya antre sangat terlihat saat pelanggan menunggu giliran untuk mendapatkan layanan. Penggunaan nomor antrean menjadi metode yang umum digunakan untuk memastikan bahwa setiap orang dilayani secara adil dan teratur.

Hal ini membantu menciptakan suasana yang lebih teratur dan mengurangi potensi konflik. Pom bensin juga menjadi contoh lain dari budaya antre yang baik. Saat mengisi bahan bakar, kendaraan harus antre dengan tertib.

Antre di SPBU tidak hanya mencerminkan disiplin, tetapi juga penting untuk menjaga kelancaran dan efisiensi layanan. Kesadaran masyarakat untuk mengantre di sini menjadi bagian dari etika sosial yang perlu dipertahankan. 

Selain bank dan pom bensin, antre juga sangat terlihat di pelayanan publik, seperti di kantor imigrasi atau dinas kependudukan.

Di sini, pengunjung sering kali diberikan nomor antrean untuk memastikan bahwa semua orang mendapatkan pelayanan yang adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun