Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan, Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Wedangan dan Pacitan Ala Mbak Agnes: Simbol Kesederhanaan dan Kehangatan Keluarga

25 September 2024   13:29 Diperbarui: 25 September 2024   15:22 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pacitan, Sajian Makanan Tradisional Gunungkidul/ Poto: Agnes dan Sutirah

Di tengah kesibukan sehari-hari, banyak orang yang sering kali melupakan pentingnya momen berkumpul bersama keluarga. Namun, bagi Mbak Agnes, ritual wedangan dan pacitan adalah cara untuk menjaga kehangatan dan keharmonisan dalam keluarganya.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan, ritual sederhana seperti menikmati wedangan di pagi hari menjadi sebuah keharusan bagi Mbak Agnes. 

Wedangan, yang identik dengan minuman teh manis dan gula batu, bukan sekadar minuman, tetapi simbol dari keharmonisan dan tradisi yang telah berlangsung turun-temurun. 

Di Gunungkidul, wedangan menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari, terutama sebelum memulai aktivitas.

Setiap pagi, masyarakat di Gunungkidul mengawali harinya dengan wedangan yang disajikan bersama pacitan, yang merupakan beragam kue tradisional. 

Sajian ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi mencerminkan ikatan dan kebersamaan dalam keluarga. 

Dalam budaya yang menjunjung tinggi tradisi, wedangan menjadi lambang keselarasan hidup, di mana setiap tegukan teh dan gigitan kue membawa nuansa kehangatan dan rasa syukur.

Meskipun Mbak Agnes kini tinggal di Bekasi, dekat dengan ibukota, ia tetap setia menghadirkan suasana ala Gunungkidul dalam hidupnya. 

Baginya, wedangan dan pacitan bukan sekadar makanan, tetapi sebuah cara untuk menyambung kembali dengan akar budaya yang memberi ketenangan jiwa.

Kehidupan di kota besar sering kali terasa bising dan melelahkan, tetapi dengan wedangan, Mbak Agnes menciptakan ruang tenang yang dapat mengingatkan kita akan kesederhanaan hidup.

Mbak Agnes menyajikan wedangan dengan citarasa tradisional. Ia menghindari roti atau kue-kue modern, lebih memilih untuk menghadirkan makanan tradisional yang kaya rasa dan makna. 

Di samping telo pendem (ubi jalar) dan kacang tanah, variasi pacitan yang disajikan juga mencakup ubi goreng dan sukun, baik yang direbus maupun digoreng.

Teh manis yang disajikan dalam ceret atau teko, kemudian dituangkan ke dalam cangkir keramik, menambah nuansa kehangatan pada wedangan ini. Proses menuang teh yang disertai aroma harum dari gula batu menciptakan momen yang penuh kenangan.

Cangkir keramik yang indah menjadi tempat menikmati teh, menjadikannya lebih dari sekadar minuman, tetapi sebuah pengalaman yang menyentuh hati. 

Setiap cangkir teh adalah undangan untuk berkumpul, berbagi cerita, dan menikmati kebersamaan.

Ubi goreng yang renyah dan sukun yang lembut memberikan variasi rasa yang menyenangkan saat dinikmati dengan teh manis. Ubi goreng, yang memiliki cita rasa manis alami, menjadi teman yang sempurna untuk teh yang hangat. 

Sementara sukun, yang bisa disajikan dalam bentuk direbus atau digoreng, menambah kedalaman rasa dan tekstur pada hidangan. Kedua sajian ini tidak hanya lezat, tetapi juga membawa nostalgia akan tradisi yang telah lama ada di kampung halaman.

Tak hanya itu, sesekali Mbak Agnes juga menyuguhkan lemet, hidangan berbahan dasar singkong yang diparut dan diisi dengan gula jawa, kemudian dibungkus daun pisang dan dikukus. 

Rasa manis lemet yang lembut dan aromanya yang khas membawa kembali kenangan masa kecilnya di Gunungkidul.

Wedangan bagi Mbak Agnes adalah perwujudan dari kehidupan yang sederhana namun penuh arti. Setiap gelas teh yang disajikan adalah undangan untuk menikmati keindahan hidup, untuk bersyukur atas apa yang dimiliki. 

Ini adalah momen-momen kecil yang sering kali terlewatkan, tetapi memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan.

Dalam dunia yang terus bergerak cepat, wedangan mengajak kita untuk meluangkan waktu sejenak, menenangkan pikiran, dan merasakan kedamaian.

Masyarakat yang menjaga tradisi seperti Mbak Agnes menunjukkan betapa pentingnya untuk tidak melupakan akar budaya kita. Kehidupan yang harmonis bukan hanya tentang materi, tetapi juga tentang hubungan, rasa syukur, dan penghargaan terhadap hal-hal kecil yang sering kali terlupakan.

Dengan menyajikan wedangan, Mbak Agnes telah menjaga tradisi dan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk merasakan kedamaian yang dihadirkan oleh makanan dan minuman sederhana.

Wedangan yang dilakukan oleh Mbak Agnes sangat penting, ia menciptakan ruang sosial yang memperkuat hubungan antar anggota keluarga dan teman-teman. 

Momen berkumpul untuk menikmati wedangan dapat meningkatkan kedekatan dan komunikasi di antara anggota keluarga, sehingga membangun ikatan yang lebih kuat di tengah kesibukan sehari-hari.

Wedangan ini juga berperan sebagai media untuk melestarikan budaya dan mengenalkan generasi muda kepada nilai-nilai kearifan lokal.

Dengan menyajikan wedangan dan makanan tradisional, Mbak Agnes berkontribusi pada keberlanjutan budaya yang kaya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tradisi dan nilai-nilai budaya dapat terus hidup dan berkembang dalam masyarakat modern.

Wedangan Gunungkidul yang disajikan oleh Mbak Agnes lebih dari sekadar minuman dan makanan; ia adalah simbol dari cinta, ketenangan, dan harmoni dalam kehidupan.

Di tengah kesibukan kota, wedangan mengingatkan kita untuk tetap terhubung dengan budaya, untuk menjaga tradisi, dan untuk selalu mencari kebahagiaan dalam kesederhanaan yang harus senantiasa dijaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun