Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kerendahan Hati: Spiritualitas Tanpa Kepalsuan

14 September 2024   23:35 Diperbarui: 15 September 2024   00:00 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kritik Terhadap Orang Berkelas dalam Iman

Orang-orang yang dianggap berkelas dalam iman sering kali menjadi sasaran kritik yang lebih keras. Mereka terjebak dalam adat istiadat dan ritual yang telah mengaburkan esensi dan kemurnian iman mereka. 

Yesus menegaskan hal ini dalam Markus 7:6-7, Yesus menjelaskan kepada mereka bahwa nubuat Yesaya benar adanya mengenai mereka yang disebut-Nya sebagai orang-orang munafik. 

Ia mengatakan bahwa tulisan tersebut menyebutkan bahwa bangsa itu hanya menghormati Tuhan dengan kata-kata saja, sementara hati mereka jauh dari-Nya. 

Selain itu, Yesus menegaskan bahwa ibadah mereka sia-sia karena ajaran yang mereka sampaikan hanyalah perintah manusia.

Dampak Buruk dari Topeng Iman

Salah satu dampak buruk dari fenomena ini adalah bahwa agama sering kali berubah menjadi topeng-topeng kepalsuan. 

Ketika iman digunakan untuk keuntungan pribadi, status sosial, atau sebagai alat untuk menghindari tanggung jawab moral. 

Tujuan sejatinya dari agama---yaitu membangun hubungan yang mendalam dengan Tuhan dan mencerminkan kasih-Nya kepada sesama---dapat menjadi terdistorsi.

Yesus mengingatkan bahwa kita harus waspada terhadap nabi-nabi palsu yang datang dengan penampilan yang tampak lembut dan baik hati, tetapi sebenarnya mereka seperti serigala buas. 

Dia menegaskan bahwa kita dapat mengenali mereka melalui hasil perbuatan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun