Yaitu kekuasaan terkonsentrasi di tangan segelintir individu atau keluarga.Â
Menurut Michels, dalam konteks politik, keluarga penguasa cenderung memonopoli kekuasaan melalui jaringan dan koneksi yang mereka bangun.Â
Francis Fukuyama
Francis Fukuyama, seorang ahli politik dan ekonom, menyatakan bahwa politik dinasti mengancam prinsip-prinsip meritokrasi dalam demokrasi.Â
Menurut Fukuyama, ketika kekuasaan diwariskan dalam satu keluarga, kinerja dan kompetensi seorang pemimpin sering kali diabaikan, dan ini mengakibatkan melemahnya kualitas pemerintahan.Â
Fukuyama percaya bahwa politik dinasti menghambat regenerasi politik dan menghalangi pemimpin-pemimpin baru yang berbakat untuk muncul.
Samuel P. HuntingtonÂ
Samuel P. Huntington, seorang ilmuwan politik terkenal, berpendapat bahwa politik dinasti cenderung menciptakan ketidakstabilan di negara-negara berkembang.Â
Dalam bukunya "Political Order in Changing Societies", Huntington menunjukkan bahwa ketika kekuasaan politik dipegang oleh keluarga-keluarga tertentu dalam jangka waktu yang lama. Politik dinasti juga cenderung menghambat modernisasi politikÂ
Politik dinasti terlalu fokus mempertahankan kekuasaan keluarga, bukan pada pembangunan institusi yang lebih inklusif dan partisipatif.
Politik Dinasti di Indonesia
Di Indonesia, praktik politik ini sering ditemukan, terutama di tingkat daerah. Banyak kepala daerah yang mengangkat anggota keluarganya sebagai penerus, dengan harapan mempertahankan pengaruh dan kekuasaan mereka.