Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Renungan: Menjadi Saksi Kebenaran

12 September 2024   10:51 Diperbarui: 12 September 2024   16:18 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Ibadah  kapel /dok.pri

Dalam kehidupan orang percaya, menjadi saksi kebenaran bukanlah tugas yang ringan, melainkan panggilan ilahi untuk menyatakan kasih dan kuasa Tuhan kepada dunia. 

Pendeta Edi Wahyono, dalam pembekalan yang disampaikan kepada para mahasiswa, menekankan bahwa kesaksian yang sejati lahir dari pengalaman pribadi seseorang akan kuasa Tuhan. 

Kesaksian itu bukan hanya sekedar cerita, tetapi juga perwujudan nyata dari kebenaran yang dialami dan disaksikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kesaksian Petrus dan Yohanes

Dalam Kisah Para Rasul 4:1-13, kita melihat bagaimana Petrus dan Yohanes memberikan kesaksian tentang kebangkitan Kristus. 

Mereka bukan hanya berbicara tentang Yesus sebagai tokoh sejarah, tetapi sebagai Tuhan yang bangkit dan membawa keselamatan. 

Kesaksian mereka bukan hasil dari mendengar orang lain, tetapi dari pengalaman langsung berjalan bersama Tuhan, melihat kebesaran karya-Nya, dan mengalami 

Acara Ibadah  kapel /dok.pri
Acara Ibadah  kapel /dok.pri
keselamatan di dalam Dia.
Mengalami Kuasa Tuhan

Petrus, dalam keberaniannya bersaksi, juga mengajarkan kebenaran kepada orang-orang yang mendengarnya. Ia tidak hanya berbicara tentang ajaran moral, tetapi tentang pengalaman nyata dalam mengenal Kristus. 

Lewat kesaksiannya, banyak orang diselamatkan karena mereka menyadari kuasa Tuhan yang bekerja melalui Petrus dan Yohanes. 

Ini menunjukkan bahwa kesaksian sejati lahir dari pengalaman hidup bersama Tuhan dan memahami kebenaran-Nya.

Berani Menghadapi Kesulitan

Kesaksian seringkali tidak datang tanpa tantangan. Petrus dan Yohanes menghadapi penentangan dan ancaman dari pihak-pihak yang tidak menerima ajaran mereka. Namun, mereka tidak mundur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun