Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Menghidupi Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kang Sayur Terus Berkeliling Demi Memenuhi Ekonomi Keluarga

13 Agustus 2024   22:23 Diperbarui: 13 Agustus 2024   22:26 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tukang Sayur/ dok.pri

Di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan, kita sering dihadapkan pada pilihan untuk berhenti atau terus maju.

Banyak yang memilih untuk terus bergerak meskipun kesulitan menghadang, seperti yang dilakukan oleh pedagang sayur dengan sepeda motornya.

Dalam menghadapi berbagai rintangan, mereka menunjukkan semangat dan ketahanan yang patut dicontoh.

Di pagi buta, pedagang sayur ini memulai harinya dengan penuh semangat. Mereka bergegas melaju cepat di jalanan menuju pasar pagi Salatiga.

Di pasar, mereka membeli berbagai jenis sayuran, ikan, daging, dan bumbu dapur. Aktivitas ini adalah bagian dari rutinitas mereka untuk memastikan pasokan barang dagangan yang segar dan berkualitas.

Setelah membeli kebutuhan, para pedagang sayur ini tidak langsung pulang. Mereka masih harus menyiapkan barang dagangan mereka agar siap untuk dijual.

Sebut saja kang Sulis yang sudah lebih 4 tahun berjualan sayur keliling. Ia berasal dari luar Salatiga.

Setelah bebelanja beberapa kebutuhan, ia dengan hati-hati menata di gerobak motornya. Ia mengatur sayuran dan bahan makanan lainnya di gerobak atau rombong mereka.

Menggunakan motor tua, Kang Sulis mengangkut gerobak atau rombong yang telah terisi penuh. Meskipun motor mereka mungkin sudah tua, tetapi kendaraan tersebut adalah alat utama untuk menjalankan usahanya.

Kesulitan ini menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari yang harus mereka hadapi dengan penuh ketekunan.

Setelah mempersiapkan barang dagangan, ia berhenti sejenak di sudut jalan untuk beristirahat. Di sinilah ia dan beberapa teman membeli minuman teh hangat dan sepiring nasi sayur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun