Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memahami Kuasa Tuhan dengan Kacamata Iman

1 Agustus 2024   22:29 Diperbarui: 2 Agustus 2024   05:45 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka bertanya, "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?" dan "Siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" Pertanyaan ini mencerminkan ketidakpastian dan kekhawatiran mereka terhadap keberadaan dan sumber kuasa Yesus yang luar biasa, menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap otoritas-Nya.

Yesus menghadapi pertanyaan tersebut dengan bijaksana dan penuh pertimbangan. Alih-alih memberikan jawaban langsung yang bisa memicu lebih banyak kontroversi, Ia memilih untuk mengajukan pertanyaan balik.

Yesus menanyakan kepada mereka tentang asal-usul kuasa Yohanes Pembaptis, sebuah pertanyaan yang menantang mereka untuk mempertimbangkan jawabannya sendiri. Dengan cara ini, Yesus mengundang mereka untuk merefleksikan dan menilai otoritas yang mereka klaim.

Melalui interaksi ini, Yesus menegaskan bahwa kuasa-Nya tidak berasal dari manusia, melainkan dari Tuhan. Dengan menghadapi tantangan tersebut, Yesus menunjukkan bahwa kehadiran dan pekerjaan-Nya merupakan bagian dari rencana ilahi yang lebih besar. 

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para pemimpin agama tidak hanya menguji kuasa-Nya, tetapi juga mengungkapkan ketidakmampuan mereka untuk menerima bahwa kuasa-Nya adalah manifestasi dari kehendak Tuhan.

Kemudian Yesus menjawab pertanyaan mereka dengan cara yang bijaksana dan penuh makna. Ia berkata, "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu, dan jika kamu memberi jawabannya kepada-Ku, Aku akan memberitahumu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes, dari sorga atau dari manusia?" 

Dengan pertanyaan ini, Yesus tidak hanya mengalihkan perhatian mereka dari pertanyaan asal, tetapi juga menantang mereka untuk mempertimbangkan asal-usul kuasa Yohanes Pembaptis yang juga merupakan sumber kuasa-Nya.

Pertanyaan Yesus menyebabkan kebingungan di antara para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Mereka terjebak dalam dilema karena jika mereka mengatakan bahwa baptisan Yohanes berasal dari sorga, mereka harus menjelaskan mengapa mereka tidak percaya pada pesan Yohanes, yang mengarah kepada pengakuan bahwa Yesus memiliki kuasa ilahi. 

Namun, jika mereka mengatakan bahwa baptisan Yohanes berasal dari manusia, mereka takut akan reaksi rakyat yang menganggap Yohanes sebagai nabi. Akibatnya, mereka tidak bisa memberikan jawaban yang memadai dan merasa terpojok oleh pertanyaan Yesus.

Para pemimpin agama itu saling berdiskusi dan mempertimbangkan bahwa jika mereka menyatakan baptisan Yohanes berasal dari sorga, Yesus akan menanyakan mengapa mereka tidak percaya kepada-Nya. 

Di sisi lain, jika mereka mengklaim bahwa baptisan tersebut berasal dari manusia, mereka khawatir akan reaksi orang-orang yang hadir, mengingat Yohanes dianggap sebagai nabi oleh banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun