Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Akademisi

Memiliki minat dalam bidang sosial, iptek, dan Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ia telah Pergi, Meninggalkan Kenangan Terindah

30 Juli 2024   00:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   09:12 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah proses yang melibatkan banyak orang, di mana peti jenazah diangkat dan dipikul dengan oleh anggota keluarga dan kerabat. Kami menyusuri jalan di desa menuju tempat pemakaman yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah.

Menyusuri jalan desa dengan peti jenazah adalah proses yang penuh makna. Jalan yang dilalui dipenuhi oleh kerabat, saudara, dan tetangga yang datang untuk menghormati dan menghantarkan bapak pada perjalanan terakhirnya. 

Kehadiran mereka sangat menghibur dan memberikan dukungan moral yang berarti bagi kami. Mereka berjalan bersama dengan penuh kesungguhan, menyampaikan doa dan harapan yang baik untuk bapak.

Selama perjalanan tersebut, kami juga menerima berbagai ungkapan belasungkawa dari para tetangga dan teman-teman desa. Mereka turut serta dalam proses ini, mendukung kami melalui kehadiran mereka yang menenangkan dan membantu meringankan beban emosional yang kami rasakan.

Setibanya di tempat pemakaman, kami melanjutkan dengan proses pemakaman yang dilaksanakan dengan khidmat. Semua persiapan dilakukan dengan penuh perhatian untuk memastikan bahwa jenazah bapak diberikan penghormatan terakhir yang layak.

Meskipun hari itu penuh dengan kesedihan dan emosi, kami merasa diberkati dengan dukungan yang tulus dari orang-orang di sekitar kami. Ini adalah momen di mana kekuatan komunitas dan rasa persaudaraan terlihat dengan jelas, dan meski perasaan berduka sangat mendalam, ada juga rasa syukur karena bapak dihormati dengan cara yang penuh kasih dan hormat. 

Bapak telah pergi dalam kebahagiaan Sorgawi, ia  meninggalkan warisan berupa teladan kesederhanaan, ketekunan, dan kerja keras. Warisan itu sangat terasa dalam hidup kami.

Kenangan masa kecil bersama bapak adalah harta yang tak ternilai. Saya selalu merindukan momen-momen keceriaan yang beliau berikan, saat kami diajak ke ladang, berbincang dan bercanda tawa dengan penuh kehangatan.  

Saya sangat merindukan kesempatan untuk kembali merasakan kebersamaan tersebut, terutama saat kami duduk bersama di rumah dekat tungku, berbagi cerita.

Di tengah malam, bapak selalu rajin berdoa, menjadikannya waktu khusus untuk berbicara dengan Tuhan. Doa malam ini bukan hanya merupakan bagian dari iman beliau, tetapi juga menjadi waktu di mana kami merasakan kedekatan dan dukungan yang mendalam. 

Sekarang, ketika bapak telah tiada, saya merindukan momen-momen tersebut dan doa-doa yang penuh makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun