Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ia telah Pergi, Meninggalkan Kenangan Terindah

30 Juli 2024   00:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   09:12 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ruangan di sekitar meja jenazah telah dipenuhi oleh sanak keluarga dan kerabat yang telah hadir lebih dulu. Mereka semua tampak sangat sedih, namun mereka tetap fokus pada tugas-tugas penting yang harus dilakukan.

Beberapa di antaranya terlihat sibuk mempersiapkan pemakaman, dan juga ada yang memasak di dapur.  Sementara yang lain sedang mengatur dan merapikan tempat di sekeliling meja jenazah.

Selama proses ini, saya merasakan campur aduk emosi. Ada rasa duka yang mendalam karena kehilangan bapak, namun juga ada rasa terharu dan bersyukur melihat betapa besarnya perhatian dan cinta yang diberikan oleh keluarga dan kerabat. 

Dalam suasana penuh kesedihan ini, meskipun berat, juga menunjukkan kekuatan dan kedekatan keluarga dalam menghadapi kehilangan.

Saya bergabung dengan keluarga dan membantu dengan segala cara yang saya bisa, mencoba untuk memberi dukungan dan menyelesaikan berbagai tugas yang perlu dilakukan. 

Pada saat yang sama, saya tidak bisa tidak merasakan betapa beratnya perasaan ini, mengetahui bahwa bapak sudah tidak lagi bersama kami dan kami harus memulai proses berpisah yang tidak pernah mudah.

Saat rumah dipenuhi dengan kesedihan dan air mata ini menjadi tempat di mana semua kenangan tentang bapak terjaga dengan baik. Ini adalah momen yang menyatukan keluarga dan kerabat dalam duka, namun juga dalam rasa syukur atas hidup yang telah dijalani bapak dan segala kenangan yang telah diberikan kepada kami.

Malam itu, saya meminta beberapa saudara yang terjaga untuk memasukkan jenazah ke dalam peti dan menyiapkan lilin di samping foto bapak yang diletakkan di atas meja.

Saya terdiam sejenak dan berdoa, kemudian kami duduk disamping peti jenazah bapak ditemani ibu dan beberapa kerabat.

Pada siang hari, upacara penutupan peti dan pemberangkatan jenazah dilakukan di rumah kami dalam kesederhanaan. Proses ini adalah bagian penting dari dengan upacara keagamaan yang kami jalankan untuk menghormati bapak.

Setelah upacara penutupan peti, jenazah tidak diangkat ke dalam mobil jenazah seperti biasanya. Sebagai gantinya, kami mengikuti memikul peti jenazah secara langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun