Raka merasakan dorongan kuat untuk melanjutkan, kembali ke tempat di mana semuanya dimulai. Setiap langkah membuatnya merasa lebih kuat, lebih berani---seolah sisi buruknya sedang menguasai dirinya sepenuhnya.
Saat Raka melangkah lebih dalam ke hutan, dia menemukan jejak-jejak darah yang tertinggal. Ingatan akan kematian teman-temannya muncul kembali, tetapi kali ini, alih-alih rasa bersalah, ada rasa kekuatan yang menjerat jiwanya. Raka tertawa, menghirup udara malam yang dingin. Dia merasa hidup, dan semua beban yang selama ini menghambatnya terasa menghilang.
Dalam kegelapan, Raka menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang. Dia tahu bahwa di luar sana, tidak ada yang mengerti dirinya, tidak ada yang peduli. Namun, di dalam hutan ini, dia merasa menjadi diri sendiri---bebas dari segala ikatan dan rasa sakit.
Di Tingha malam yang pekat, Raka menemukan jalan menuju tempat di mana semuanya berakhir. Dia melihat bayangan di depan---sebuah sosok yang tampak familiar. Alya? Tidak, itu adalah gambaran dari semua yang pernah dia cintai.
"Kamu bisa mengakhiri semua ini," bisikan itu kembali datang, kali ini lebih kuat. "Kamu bisa menjadi pemburu, bukan lagi korban."
Raka tersenyum. Semua ingatan akan kebencian dan kekecewaan terakumulasi menjadi satu. Dalam dirinya, gelombang kekuatan dan kebencian bangkit. Dengan langkah pasti, Raka merangkul sisi gelapnya. Tanpa ragu, dia mengambil keputusan: ia akan menjadi yang mengendalikan, bukan yang dikendalikan.
Sejak saat itu, Raka menghilang dari dunia. Tak ada yang bisa menemukan jejaknya, hanya kisah yang tersisa tentang sekelompok orang yang hilang di hutan belantara. Raka telah sepenuhnya diambil alih oleh sisi buruknya, dan kini ia menjadi bagian dari bayang-bayang hutan---seorang pemburu dalam kegelapan, tidak lagi seorang korban.
Hutan itu menjadi saksi bisu dari perubahan yang terjadi, mengingatkan setiap makhluk yang melintas bahwa di balik setiap wajah yang tersenyum, bisa ada kegelapan yang menunggu untuk bangkit. Raka, dalam kegelapan, menemukan kebebasan, tetapi dengan harga yang sangat mahal: dia kehilangan diri yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H