Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Takdir

26 Mei 2024   20:09 Diperbarui: 26 Mei 2024   20:20 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ah, Bli nak mula daya, biar tidak repot". Jawab istriku sambil bergegas mendekati cucunya. Dia memang dekat dengan cucunya karena sering kasi upah seperti permen.

Tidak terasa senja telah menampakkan wajah cerianya hari ini. Langit yang terang tampak menunjukkan rona jingga. Burung-bangau mengepakan sayapnya ke arah timur. Mungkin yang dituju Desa Bedulu karena disana habitat bangau sangat nyaman. Bangau menjadi bagian kehidupan masyarakat. Dia dijaga dan menjadi tontonan wisata yang menarik. Pan I Luh menyandarkan tubuhnya di bale-bale.

Di usianya yang semakin senja, terlintas dipikiran bagaimana dia dan keluarga harus menjaga tetamian leluhur. Pan I Luh merasa harus lebih banyak lagi belajar. Kehidupan lain selain tentang dunia ini, ternyata sangat indah dan mendamaikan hati ketika kita menjalani dengan ketulusan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun