Mohon tunggu...
Novita Sari
Novita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif di dunia literasi, pergerakan dan pemberdayaan perempuan

@nys.novitasari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kang Didin

25 September 2020   21:43 Diperbarui: 25 September 2020   22:08 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Beginilah mbak, cari inspirasi buat nulis, kadang ngajarin anak-anak, kadang melukis" jawabnya spontan.

Kami lalu hanyut dalam obrolan soal kepenulisan sastra. Kang Didin bercerita ia sangat menyukai cerpen Agus Noor, dia juga penyuka puisi karya Alm. Sapardi. Aku mengangguk, selera kami tak jauh berbeda.

Lalu pada saat yang pas, aku memulai membuka percakapan sebenarnya. Entah kenapa perasaan ku begitu yakin, Kang Didin tahu sesuatu tentang kematian Ema.

"Kang, apa akang tau soal Ema, pelacur muda yang meninggal tempo hari di dalam kamar mandinya?" 

"Pelacur itu selalu punya sisi gelap mbak" jawab kang Didin.

"Kenapa cerpen akang yang berjudul samar-samar, mengarah pada Ema, begitu detail kang" kataku.

"Didalam cerita itu, akang menulis bahwa seorang pelacur yang punya pengalaman hidup yang sedih menolak cinta seorang sastrawan, hanya karena ia miskin, karena tidak terima laki-laki itu lalu membunuh dan mengabadikannya" kata-kata ku membuncah begitu saja.

"Cerpen akang juga terasa begitu hidup" aku mencoba sedikit mendramatisir keadaan.

Hening, kang Didin diam beberapa saat. Sorot matanya agak redup. Lalu ia memalingkan wajahnya ke kanan.

"Saya kalau nulis memang berdasarkan pengalaman pribadi mbak" katanya pelan.

Tiba-tiba aku merasa duniaku gelap seketika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun