Es Krim Tjanang
Merk es krim ini memang kurang familiar di kalangan muda, namun Es Krim Tjanang pernah menjadi favorit Presiden Soekarno. Presiden pertama di Indonesia ini bahkan pernah memesannya dalam jumlah besar untuk menyambut peserta olimpiade tandingan yang dibentuknya, Games of New Emerging Forces (Ganefo), tahun 1963 di Jakarta.
Es Krim Tjanang, yang dulu bernama Tjan Njan, dibangun tahun 1951 oleh Lie Sim Fie. Kini usaha es krim ini dilanjutkan oleh Yenni Lie, yang merupakan generasi kedua keluarga Lie Sim Fie.
Ketatnya persaingan usaha dengan es krim buatan industri besar mempersulit Es Krim Tjanang mempertahankan usahanya. Akhirnya toko es krim ini tutup permanen dan tanahnya digunakan untuk membangun Hotel Cikini, yang masih milik keluarganya.
Pengunjung yang ingin mencicipi rasa nostalgia es krim Tjanang dapat menikmatinya di dalam Hotel Cikini, di mana terdapat freezer box khusus menyimpan produk tersebut di lobby. Di situlah juga terpajang foto jadul kedai es krim Tjanang saat masih jaya, dengan Lie Sim Fie berpose di depannya.
Rasa durian dan kopyor merupakan favorit sejak dahulu, yang dibanderol Rp. 15.000 per cup. Namun saat kunjungan, kami tidak dapat banyak memilih karena mayoritas sudah habis. Dengan opsi sisa yang ada, akhirnya saya mencoba rasa rum raisin.
Saya akui rasa rum pada rum raisinnya lumayan terasa wanginya di mulut, yang cita rasanya berpadu harmonis bersama kismisnya. Dengan tekstur es puter yang lebih cenderung crunchy dan tak selembut es krim modern, es krim rum raisin a la Tjanang menjadi keunikan sendiri yang tak terlupakan.