Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tips Memilih Kado yang Cocok untuk Pengantin

9 Mei 2016   11:11 Diperbarui: 27 September 2020   12:39 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi kado (sumber: huffingtonpost.com)

Tidak tahu kenapa liburan panjang kemarin banyak teman yang melangsungkan acara pernikahan.

Sayangnya tidak semua undangan tersebut bisa saya penuhi karena faktor lokasi yang sangat jauh. Saya hanya bisa mengirimkan doa.

Saat mendapatkan undangan dari teman sendiri itu rasanya turut bahagia. Bawaannya ingin menyaksikan langsung prosesi akadnya dan langsung memberikan selamat.

Biasanya, selain ucapan selamat dan doa, kita turut memberikan hadiah bisa berupa kado (dalam bentuk barang atau jasa) bisa juga cuma mentahannya saja (uang).

Walaupun terdengar simple, tapi urusan hadiah ini sering kali membuat kita pusing dan bingung.

Ketika saya melangsungkan pernikahan, sebenarnya yang lebih utama diharapkan oleh pasangan pengantin adalah kehadiran kawan-kawan yang diundang.

Bahkan saking sibuknya, tak jarang kita lupa mengundang teman-teman yang seharusnya kita undang.

Beberapa di antaranya memilih untuk menghadiri pernikahan tersebut walaupun tanpa surat undangan.

Kalau ada yang seperti itu rasanya antara malu karena lupa memberikan surat undangan dan bahagia karena mau hadir di acara pernikahan walaupun tidak diundang.

Hal ini lebih berkesan bagi pengantin, dibanding dengan orang-orang yang diundang dan diharapkan datang tetapi tidak hadir tanpa adanya kabar.

Seusai pernikahan, saya dan suami membawa pulang banyak kado mulai dari berukuran kecil hingga berukuran besar, dari yang mainstream sampai yang anti-mainstream.

Ketika kami membuka satu per satu kado tersebut, rasanya adalah bahagia apalagi disertai dengan kartu ucapan yang berisi doa.

Kado yang diberikan oleh tamu akan selalu dikenang oleh pengantin karena pengantin akan selalu merasa berterima kasih telah hadir dan memberikan doa kepada mempelai. 

Namun faktanya, dari semua kado yang diberikan oleh undangan hanya beberapa yang benar-benar digunakan langsung oleh pengantin. Sisanya dibiarkan menumpuk dan digunakan sewaktu-waktu (tidak tahu kapan akan digunakan).

Hal ini tentu saja membuat hadiah yang diberikan para undangan mubazir, kurang bermanfaat.

Bukannya tidak menghargai pemberian tetapi hal itu tidak mungkin dipaksakan untuk dimanfaatkan.

Berikut beberapa alasan kenapa kado tersebut tidak terpakai:

1. Hadiah yang diberikan terlalu mainstream

Kado yang sering diberikan kepada pengantin baru biasanya berupa seprai, bedcover, peralatan masak, satu set gelas, blender, dan lain sebagainya.

Jenis-jenis tersebut terlalu sering terlintas di pikiran para undangan yang ingin memberikan hadiah.

Tentu saja karena berpikir ini yang diperlukan oleh pengantin baru dan juga simple, ngga ribet, serta mudah didapatkan.

Tapi coba bayangkan ada 10 orang yang berpikiran sama? Untuk apa lagi seprai sebanyak 10 set, panci 10 unit,  dan 10 bedcover untuk sebuah keluarga kecil dan baru?

2. Barang elektronik yang tidak cocok dengan kapasitas listrik di rumah pengantin.

Barang elektronik menjadi salah satu andalan kado untuk pengantin karena dimaksudkan agar bermanfaat bagi pasangan pengantin baru.

Tapi sayangnya, banyak para pemberi kado tidak memikirkan apakah alat elektronik tersebut cocok digunakan di rumah pengantin yang baru?

Misalnya saja kado sebuah microwave dengan penggunaan listrik sebesar 1000 watt, sedangkan si pengantin baru memiliki rumah yang kapasitas listriknya 900 watt.

Tentu saja barang tersebut menjadi kurang bermanfaat bagi pasangan pengantin tersebut

3. Tidak sesuai selera pengantin.

Ini memang terlalu subyektif tetapi berpengaruh juga terhadap nasib kado yang diberikan oleh undangan.

Misalnya seperti kado yang berisi pakaian. Kalau kita tidak mengetahui selera (warna, model, bahan) atau ukuran dari pakaian dari pengantin, bisa jadi pakaian tersebut tidak terpakai. Mungkin lebih baik menghindari hadiah jenis ini.

Sebelumnya saya juga melakukan hal yang sama. Tetapi setelah merasakan sendiri sebagai pengantin, pemberian kado perlu diperhitungkan sebelum memberikannya kepada pasangan pengantin.

Berikut poin-poin yang saya buat untuk memberikan hadiah kepada pengantin

1. Tak ada salahnya menanyakan hadiah yang diinginkan oleh pengantin.

Hal ini akan memberikan opsi kepada kita apa yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan oleh pengantin.

Mungkin kita akan berpikir, bagaimana jika pengantin meminta yang macam-macam atau di luar kemampuan (budget) kita misalnya minta mobil, DP rumah, motor? Kita bisa memberikan pilihan hadiah yang sesuai dengan budget kepada pengantin.

Misalnya kita punya budget sebesar 500-an ribu rupiah, maka kita berikan opsi “mau juicer, mixer, blender, toaster, dll?”

Biarkan pengantin yang memilih barang-barang mana saja yang belum dimiliki oleh pasangan tersebut.

2. Memberikan hadiah setelah pernikahan. Sewajarnya hadiah diberikan pada saat acara pernikahan berlangsung.

Tetapi tidak ada salahnya jika hadiah diberikan beberapa hari setelah acara pernikahan. Hal ini dimaksudkan agar poin nomor 1 dapat dilaksanakan dengan baik.

Ketika selesai acara pernikahan, pengantin akan mengetahui hadiah-hadiah apa saja yang mereka peroleh.

Dan ketika kita melaksanakan poin nomor 1, pengantin akan menyebutkan opsi barang yang dibutuhkan tetapi belum dimiliki oleh pasangan baru ini.

3. Beriuran bersama teman-teman undangan.

Karena budget kurang, kita bisa mengajak teman-teman undangan lain untuk beriuran agar dapat memberikan hadiah yang sesuai dan dapat bermanfaat bagi pasangan pengantin

4. Memberikan uang pun tidak masalah.

Kadang kita merasa jika memberi kado akan memberikan kesan mendalam dan tidak dapat dilupakan bagi pasangan pengantin.

Namun, memberikan hadiah berupa amplop (uang) pun tidak menjadi masalah karena kebutuhan pada awal pernikahan cenderung tinggi dan membutuhkan pendapatan yang lebih.

Amplop yang diberikan oleh undangan tentunya akan berguna bagi pasangan pengantin yang berada di pintu masuk bahtera rumah tangga.

Dan jangan lupa tuliskan nama serta ucapan doa di amplopnya agar pengantin dapat mengetahui siapa yang memberi dan mendoakannya kembali.

Poin-poin di atas berdasarkan pengalaman pribadi. Mungkin setiap orang memiliki pengalaman pribadi yang berbeda dan dapat membuat tips-tips lain untuk memberikan hadiah seperti di atas.

Memberikan hadiah itu tidak wajib, tetapi untuk menghadiri undangan bersifat wajib jika tidak ada halangan. 

Pengantin akan jauh lebih senang dengan kehadiran para undangan yang memberikan selamat dan doa dibandingkan dengan nilai hadiah yang diberikan oleh undangan tersebut.

Jadi, jangan terlalu dibawa pikiran sehingga kita mengurungkan niat untuk hadir di acara pernikahan gara-gara tidak membawa hadiah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun