"Kau rindu padaku?"
Gunawan tersenyum, "Bukankah aku selalu mengingatmu selama ini? Lihatlah, rumah itu sangat gelap! dan hanya disinari oleh pelitamu yang terang. Kau selalu ada dalam cahaya lilin-lilinku yang menyala, Ruminah."
Ruminah menggenggam erat tangan sahabatnya, lantas mengudara bersama bumbungan asap yang kian meninggi.
Orang-orang menghindar, pemilik warung melihat tubuh Gunawan yang hilang ditelan kabut serta api menyala. Mereka menarik pemilik warung jauh. Tak lama terdengar suara ledakan dari dalam. Berdentum!
***
Gagah Pranaja Sirat seorang pelajar SMA yang tengah banyak menulis dan mencari kebahagiaan melalui menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H