Mohon tunggu...
Zainus Sholihin
Zainus Sholihin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi baca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Menegakkan HAM di Indonesia

2 Desember 2024   21:14 Diperbarui: 2 Desember 2024   21:38 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketujuh, penguatan perlindungan HAM digital. Dengan semakin berkembangnya teknologi, regulasi yang melindungi privasi dan kebebasan berekspresi di ruang digital menjadi kebutuhan mendesak.

Kedelapan, penerapan perspektif HAM dalam setiap kebijakan publik. Setiap rencana pembangunan, baik di level nasional maupun daerah, harus menempatkan HAM sebagai pertimbangan utama.

Kesembilan, penguatan peran masyarakat sipil. Ruang partisipasi dan kontrol sosial terhadap praktik penegakan HAM harus terus diperluas dan dilindungi.

Kesepuluh, komitmen politik yang konsisten. Pemimpin-pemimpin bangsa harus menunjukkan teladan dalam menegakkan nilai-nilai HAM, bukan sekadar retorika.

Dengan demikian, penegakan HAM di Indonesia bukan sekadar tanggung jawab negara, melainkan gerakan kemanusiaan yang membutuhkan partisipasi seluruh komponen bangsa.

Tantangan memang berat, namun semangat perjuangan tak boleh padam. Setiap langkah kecil menuju perbaikan adalah investasi besar bagi peradaban kemanusiaan.

Inilah saatnya kita menulis ulang narasi HAM dengan penuh harapan, keberanian, dan komitmen sejati.

Perjalanan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia adalah potret kompleks pergulatan kemanusiaan yang tak pernah tuntas. Ia adalah representasi dinamika sebuah bangsa yang terus bergumul dengan masa lalunya, sambil berusaha membangun masa depan yang lebih bermartabat dan berkeadilan.

Kita tidak bisa memejamkan mata terhadap kenyataan bahwa masih terdapat kesenjangan signifikan antara cita-cita konstitusional dengan realitas praktik HAM di lapangan. Setiap pelanggaran yang tidak terselesaikan, setiap korban yang tidak mendapatkan keadilan, adalah catatan kelam yang menuntut pertanggungjawaban kolektif seluruh komponen bangsa.

Namun, di tengah kompleksitas persoalan tersebut, optimisme tidak boleh padam. Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa ini mampu melakukan transformasi besar. Dari rezim otoriter menuju demokrasi, dari sistem yang represif menuju ruang yang lebih terbuka bagi ekspresi dan partisipasi warga negara. Perjalanan panjang tersebut mengajarkan bahwa perubahan adalah mungkin, manakala ada kesadaran, komitmen, dan perjuangan berkelanjutan.

Penegakan HAM bukanlah sekadar tugas negara, melainkan tanggung jawab moral setiap warga negara. Setiap individu memiliki peran strategis dalam menciptakan ekosistem yang menghormati martabat kemanusiaan. Mulai dari ruang lingkup terkecil - keluarga, komunitas, hingga level nasional - setiap interaksi sosial adalah panggung penegakan nilai-nilai kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun