Adapun JAFF sendiri adalah festival film Asia utama di Yogyakarta dan berfokus pada pengembangan sinema Asia. JAFF ke-13 berlangsung pada 27 November sampai 4 Desember 2018.
JAFF ke-13 tahun ini, telah bekerja sama dengan Network for the Promotion of Asian Cinema (NETPAC). Tentunya bagi yang kembali mengeryitkan dahi dengan tulisan NETPAC, maka intinya NETPAC adalah organisasi yang berpusatkan di Colombo, Sri Lanka.
NETPAC mempunya jalur dan menghubungkan para kritikus, pembuat film, kurator dan pengurus festival, exhibitor, dan para pendidik dari 30 negara di Asia.Â
NETPAC selama ini juga telah memberikan penghargaan bagi film yang diputar di Toronto International Film Festival, Busan International Film Festival, International Film Festival Rotterdam, dan lain-lain.
JAFF adalah festival film yang diprakarsai oleh Garin Nugroho .
JAFF telah diadakan sejak tahun 2006, sejak itu JAFF telah memutar puluhan film dari berbagai negara di Asia, JAFF menentukan tema yang berbeda-beda di setiap tahunnya. Tahun ini temanya adalah "Disruption".
Pembuat film dapat juga mengikutsertakan film yang telah dibuatnya, namun harus lolos tahap evaluasi dan biasanya diumumkan masa submissionnya dalam wesite resmi JAFF.Â
Wah, semangat dan antusias sekali. Terlebih saat melihat antrian sangat panjang, dan sempat saya posting di instastory Instagram saya . Terkejut juga saat insta story tersebut di repost ulang, dengan mentag para pemain film .
Iya, antreannya panjang sekali loh, dimulai dari meja registrasi hingga pintu keluar dan terus bertambah hingga pintu parkir. Wah, apakah ini pertanda antusiasme netizen pencinta film di Indonesia akan semakin rindu akan film bertemakan keluarga atau hanya sekadar nostalgia belaka?
Namun untuk tolok ukur nostalgia, antrian ini masih kurang panjang, karena saya pernah menghadiri undangan pula, saat nostalgia sebuah film sekuel dan menjadi banyak buah perincangan netizen, karena sekual ini sukses, maka dunia di seputar film inipun mulai dibangun.