Mohon tunggu...
Paulinus Kanisius Ndoa
Paulinus Kanisius Ndoa Mohon Tunggu... Dosen - Sahabat Sejati

Bukan Ahli, hanya ingin berbagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Haruskah Guru Memiliki Kejujuran Profesional?

13 Agustus 2021   16:05 Diperbarui: 13 Agustus 2021   16:10 1830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

2. Objektif dalam memberikan Penilaian atas Hasil Pendidikan Peserta didik

Salah satu tugas dan tanggungjawab Guru sesuai dengan amanat Undang-undang tentang Guru dan Dosen adalah memberikan Evaluasi. Evaluasi dalam konteks pendidikan mencakup banyak hal. Salah satunya adalah memberikan penilaian atas hasil pendidikan peserta didik.

Dalam konteks evaluasi dan penilaian pendidikan, yang mesti dilakukan oleh seorang guru untuk anak didiknya adalah mau membaca secara utuh setiap tugas, ulangan ataupun  ujian peserta didiknya supaya mampu menilai secara objektif.

Dalam memberikan penilaian atas hasil kerja peserta didik, seorang guru mengabaikan unsur-unsur subjektif misalnya kedekatan emosional dengan murid tersebut, pertalian hubungan darah serta keuntungan yang akan diperoleh dari peserta didik.

3. Tidak menghindari tanggungjawab profesi dengan cara memanipulasi fakta

Sebagai seorang penyandang profesi, guru tidak boleh memanipulasi fakta demi menghindari tanggungjawab dalam menjalankan profesinya.  Misalnya, sesuai tuntutan kurikulum guru harus mengajar minimal 80 % dari jadual. Tetapi fakta ia hanya mengajar 70 %. Lalu supaya ia tidak ditegur oleh kepala sekolah maka ia memanipulasi data (presensi) yang seolah-olah ia mengajar 80 %.

Contoh lain misalnya saja seorang guru meminta ijin kepada pimpinan untuk tidak dapat hadir ke sekolah karena alasan sedang sakit dan dirawat, Namun pada kenyataannya adalah ia sedang pergi mengurus hal-hal lain atau kepentingan pribadi. Inilah yang dimaksud dengan memanipulasi fakta atau kenyataan.

3. Mengakui Kekeliruan dan Ketidaktahuan

Kejujuran juga berarti memiliki kesadaran akan kekuatan dan kelemahan diri dan berani mengakuinya bila tidak mampu dalam mengerjakan sesuatu. Dalam konteks pendidikan, kejujuran profesioanl terkait dengan keterbukaan seorang guru dalam mengakui keliruan serta ketidaktauan atas objek pengetahuan tertentu. 

Misalnya, kebetulan ia tidak sangat memahami dengan baik pertanyaan siswa dan agak ragu dengan jawaban yang akan diberikan kepada siswa maka alangkah bijaksana jika guru menunda untuk memberikan jawaban. Ia jujur mengakui dan minta maaf kepada siswa untuk memberi kesempatan kepadanya mencari referensi yang akurat agar bisa menyampaiakn pengetahuan secara benar dan objektif.

Kontribusi Positif kejujuran Profesional bagi dunia Pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun