Pernahkah kamu perhatikan, kayaknya makin banyak deh orang-orang tua di sekitar kita? Nggak salah kok, soalnya jumlah lansia di Indonesia emang lagi meningkat.
Oh, iya! Omong-omong, kakek dan nenek kita itu bisa disebut lansia. Menurut Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan, sebenarnya yang dimaksud Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Tapi bukan hal mudah untuk para lansia melakukan aktivitas sehari-hari dengan kondisi tubuh yang sudah menua. Para lansia terkadang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka sendiri, jadi mereka pun akan kesulitan untuk menghasilkan sesuatu atau menjadi produktif, mereka ini biasanya disebut usia non-produktif.
Mungkin kalian pernah lihat beberapa lansia yang produktif tapi itu tidak menjamin mereka akan produktif selamanya. Manusia pada dasarnya memiliki batas tertentu yang tak akan pernah mereka lampaui.
Indonesia sendiri termasuk negara yang sedang mengalami penuaan penduduk. Penuaan penduduk merujuk kepada pertambahan jumlah dan persentase penduduk kelompok kategori umur 60 tahun ke atas atau lansia dan penurunan jumlah dan persentase kategori penduduk atau cohort 0 – 4 tahun di suatu wilayah atau negara (Ibrahim, 1999, Mujahid (2006; Astina, 2014).
Di negara ini peningkatan jumlah penduduk usia lebih dari 60 tahun semakin melonjak. Proporsi lanjut usia melonjak dua kali lipat pada kurun waktu 1971- 2019, dari 4,5% menjadi 9,6%. Dikhawatirkan bahwa penduduk lanjut usia akan mencapai 63,3 juta (19,8%) pada tahun 2045 nanti (Cicih & Agung, 2022).
Sementara itu, jumlah lansia di dunia diperkirakan mencapai 1,4 miliar pada tahun 2030 dan 2,1 miliar pada tahun 2050 dan bisa naik menjadi 3,2 miliar pada 2100, loh!
Meningkatnya penduduk lansia membawa konsekuensi tersendiri terhadap pembangunan nasional. Di satu sisi, menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam menjalankan program-program di sektor kesehatan.
Namun, di sisi lain menciptakan tantangan baik di sektor kesehatan, sosial, ekonomi maupun lingkungan. Seperti tantangan di sektor ekonomi, dampak dari adanya penuaan penduduk ini banyak dirasakan oleh negara industrial, Indonesia adalah negara industrial, dimana sebagian besar kegiatan ekonomi dikendalikan oleh industri yang berjalan di negara tersebut.
Dalam proses produksi, suatu industri membutuhkan faktor produksi, selain modal (capital) tentunya juga membutuhkan tenaga kerja. Jika proporsi lansia di suatu negara industrial meningkat, maka yang terjadi akan terjadi kekurangan supply tenaga kerja di masa depan. Hal tersebut akan berdampak pada kelangsungan pertumbuhan ekonomi makro negara tersebut di jangka panjang.
Dampak yang dirasakan tidak hanya terjadi pada jangka pendek saja, tetapi dampak lebih besar diperkirakan akan terasa di jangka panjang. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat penuaan (rate of aging) adalah menaikkan angka kelahiran, menurunkan angka harapan hidup dan imigrasi (Mason dan Lee (2011). Dan juga selama kita mampu menjaga kakek dan nenek untuk terus sehat, Indonesia akan terus berkembang, karena kesehatan pun menjadi salah satu hal penting di suatu negara untuk mensejahterakan rakyat didalamnya.
Lansia bukan berarti orang yang benar-benar tak berdaya dalam segala hal dan memiliki banyak keluhan kesehatan. Menurut Surini & Utomo (dalam Sukmawati 2019) lanjut usia bukanlah sebuah penyakit pada usia lanjut melainkan tahap lanjut pada proses kehidupan yang dijalani semua individu ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh dalam beradaptasi dengan stres lingkungan.
Selain itu, lansia dapat berdaya sebagai subjek dalam pembangunan kesehatan negara. Sebagai contoh, pengalaman hidup mereka yang dapat menjadi inspirasi keluarga atau masyarakat lain. Alasan itulah yang membuat lansia bisa menjadi agen perubahan dalam bidang kesehatan dengan pemberian pengetahuan kesehatan yang sesuai.
Hal-hal yang benar-benar perlu dipertimbangkan bagi lansia untuk menjaga kesehatannya adalah imunisasi untuk mencegah penyakit, dan deteksi dini termasuk skrining. Pencegahan penyakit sangat penting pada lansia kita. Orang yang sudah memasuki masa lansia tuh sebenarnya memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit tertentu seperti penyakit jantung, diabetes, dan stroke (Adrian, 2023)
Keajaiban pengobatan modern dan inisiatif kesehatan masyarakat telah membantu kita hidup lebih lama dibandingkan sebelumnya – sedemikian rupa sehingga kita mungkin kehabisan inovasi untuk memperpanjang umur.
Angka harapan hidup secara keseluruhan, selama beberapa dekade terakhir, telah meningkat secara dramatis di seluruh dunia termasuk Indonesia. Angka ini terlihat selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Rata-rata orang yang lahir pada tahun 1960, tahun pertama PBB mulai menyimpan data global, diperkirakan dapat hidup hingga usia 52,5 tahun. Saat ini, rata-ratanya adalah 72, Indonesia sendiri pada tahun 2023 memiliki angka harapan hidup sebesar 73,93 tahun. Tapi sebenarnya, angka harapan hidup tidak meningkat banyak karena kita hidup jauh lebih lama dibandingkan sebelumnya sebagai spesies. Angka ini meningkat karena semakin banyak dari kita, sebagai individu, yang berhasil mencapai tujuan tersebut.
Peningkatan usia harapan hidup ini membawa banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia. Salah satu manfaatnya adalah pada sektor ekonomi, yaitu lansia yang masih sehat dan mampu bekerja dapat terus berkontribusi pada ekonomi. Hingga bisa membantu meningkatkan produktivitas ekonomi negara.
Peningkatan usia harapan hidup pun bisa bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup lansia itu sendiri. Ini dapat dilakukan dengan adanya peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan dan jaminan sosial serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan lansia mempengaruhi kesempatan manfaat untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Selain itu, peningkatan usia harapan hidup juga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa.
Namun, peningkatan usia harapan hidup ini juga membawa beberapa tantangan, seperti meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi lansia dan meningkatnya beban ekonomi bagi keluarga yang memiliki anggota lansia. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi tantangan ini, seperti meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi lansia dan mengembangkan program-program untuk membantu keluarga yang memiliki anggota lansia.
Setelah kedua faktor itu, Indonesia mengalami penurunan tingkat kesuburan juga, loh! Angka kesuburan total (TFR) atau angka kesuburan total atau rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia subur/reproduksinya mengalami penurunan Menurut PBB-Prospek Populasi Dunia, angka kesuburan Indonesia pada tahun 2024 saat ini adalah 2.204 kelahiran per perempuan, turun 0,72% dari tahun 2023.
Sementara angka kesuburan Indonesia pada tahun 2023 sebesar 2.220 kelahiran per perempuan, turun 0,89% dari tahun 2022. seterusnya menurun 0,88% secara signifikan. Saat masih sekitar tahun 1995 keatas, orang tua yang hidup pada zaman itu punya banyak anak. Tapi sekarang, malah banyak orang tua yang memilih untuk punya anak lebih sedikit (Prayudhia, n.d.). Hal ini menyebabkan jumlah anak di Indonesia jadi lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah orang tua.
Secara garis besar peningkatan jumlah lansia ini membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan budaya. Kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan ini agar lansia bisa hidup dengan bahagia dan sejahtera. Jangan acuh tak acuh terkait isu yang dianggap sepele, ya! Setiap isu yang terjadi harus dituntaskan dengan baik untuk masa depan bangsa yang cemerlang.
Peningkatan jumlah lansia di Indonesia membawa berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Seperti hal nya lansia memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman hidup yang dapat dibagikan kepada generasi muda Indonesia.
Para lansia yang masih sehat dan aktif pun dapat menjadi sukarelawan di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial melalui pengetahuan mereka. Keberadaan lansia pun dapat memperkuat nilai kekeluargaan dan tradisi dalam masyarakat karena pengalaman hidup mereka yang dapat membantu agar tradisi Indonesia tidak punah.
Sementara itu, Peningkatan lansia dapat meningkatkan beban ekonomi keluarga dan negara, terutama dalam hal pembiayaan kesehatan dan jaminan sosial. Banyak lansia yang tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Penghasilan yang tidak cukup ini dikarenakan mereka bukan berada di usia produktif.
Lalu sebenarnya Fasilitas dan layanan kesehatan serta sosial untuk lansia pun masih belum memadai. Seperti yang kita ketahui, lansia lebih rentan terhadap berbagai penyakit kronis dan membutuhkan perhatian kesehatan yang lebih besar. Bahkan terkadang lansia mengalami kesepian dan depresi karena kurangnya interaksi sosial akibat penyakit.
Oh iya, Kalian tau gak sih? Orang yang sudah memasuki masa lansia perlu memeriksakan kesehatan mereka secara berkala dan menjalani pemeriksaan kesehatan yang rutin, seperti pemeriksaan kesehatan mata, gigi, dan telinga.
Upaya kesehatan lanjut usia dilakukan sejak seseorang berusia 60 tahun serta ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat, berkualitas, dan produktif sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Orang yang sudah memasuki masa lansia memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit tertentu loh! Seperti penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Maka dari itu, lansia perlu menghindari faktor risiko seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan makan makanan yang tidak sehat.
Setidaknya, harus ada 4 sumber bahan makanan yang dikonsumsi, yaitu bahan makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah. Menurut dr. Meilinah Hidayat, sepiring gizi seimbang yang baik dapat mencakup Nasi (150gr), Buah-buahan (150gr), Ayam (150gr), Sayur (150gr) dan Tahu (100gr).
Perlu diperhatikan bahwa jumlah asupan kalori bagi lansia lebih sedikit, karena aktivitas juga sudah tidak begitu banyak. Kebutuhan protein, karbohidrat kompleks, serat, vitamin, kalsium dan air harus benar- benar tercukupi. Sementara konsumsi gula, garam dan minyak harus dibatasi. Komposisi makan pada lansia antara lain setengah piring berisi buah dan sayuran, sementara setengah piring lainnya berisi lauk pauk dan makanan pokok.
Di samping pola makan, ada sejumlah hal yang dapat dilakukan lansia untuk mencegah masalah kesehatan (Hidayat, 2019.). Hal ini biasa disebut empat pilar strategi utama sehat yang terdiri dari:
• Nutrisi yang baik.
• Olahraga rutin. Aktivitas fisik sangat penting bagi lansia. Dengan melakukan aktivitas fisik, lansia dapat mempertahankan bahkan meningkatkan derajat kesehatannya.
• Istirahat cukup.
• Pemenuhan aspek spiritual dan kegiatan sosial.
Selain itu, upaya pemerintah dapat mencakup pengembangan sistem jaminan sosial yang komprehensif bagi lansia, termasuk pensiun, layanan kesehatan, dan layanan sosial. Kedua, pemerintah dan organisasi sosial harus meningkatkan fasilitas dan layanan kesehatan dan sosial bagi lansia. Pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah untuk memperluas sistem jaminan sosial dan meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan bagi lansia. Hal ini penting agar lansia di Indonesia bisa hidup lebih sejahtera dan berkualitas.
Selain dari bidang pemerintah, kita bisa berusaha mengatasinya melalui Keluarga. Keluarga perlu memberikan perhatian dan kasih sayang kepada lansia serta membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup. Lansia perlu diberdayakan agar dapat tetap aktif dan produktif dalam masyarakat.
Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menghormati dan menghargai lansia. Peningkatan jumlah lansia di Indonesia merupakan fenomena yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Dengan upaya bersama, kita dapat mengatasi dampak negatifnya dan menciptakan lingkungan yang ramah dan kondusif bagi lansia.
Peningkatan lansia di Indonesia merupakan fenomena yang perlu dihadapi dengan serius. Peningkatan lansia di Indonesia memiliki dampak positif dan negatif. Upaya kolektif dari pemerintah, keluarga, dan masyarakat diperlukan untuk mengatasi dampak negatif dan menciptakan lingkungan yang ramah dan kondusif bagi lansia.
Nah, karena populasi lansia di Indonesia terus meningkat, mereka memberikan dampak yang signifikan pada berbagai sektor pembangunan, seperti ekonomi, sosial, dan politik. Meskipun demikian, lansia bukanlah orang yang benar-benar tidak berdaya, mereka dapat melakukan perubahan dalam pembangunan kesehatan negara dengan memberikan pengetahuan dan pengalaman hidup mereka kepada masyarakat.
Upaya-upaya seperti pemeriksaan kesehatan rutin, pola makan sehat, aktivitas fisik, dan pemenuhan aspek spiritual dan sosial sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan lansia. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan upaya yang lebih besar dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa lansia dapat hidup dengan bahagia, sehat, dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Admindinkes. (2019). Usia Harapan Hidup : Indikator Pembangunan Kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura. https://dinkes.jayapurakab.go.id/2933-2/#:~:text=Harapan Hidup merupakan jumlah rata,pada umumnya di suatu negara
Adrian, dr kevin. (2023). Berbagai Jenis Olahraga Untuk Lansia Beserta Manfaatnya. Alodokter.Com. https://www.alodokter.com/olah-tubuh-bagi-lansia
Cicih, L. H. M., & Agung, D. N. (2022). Lansia di era bonus demografi. Jurnal Kependudukan Indonesia, 17(1), 1. https://doi.org/10.14203/jki.v17i1.636
Defianti, I. (n.d.). Indonesia Masuki Masa Penuaan Penduduk Dengan Lansia Naik 20 Persen Negara Harus Siapkan Apa. Liputan6.Com. Retrieved February 1, 2024, from https://www.liputan6.com/news/read/5174797/indonesia-masuki-masa-penuaan-penduduk-dengan-lansia-naik-20-persen-negara-harus-siapkan-apa
Hidayat, M. (n.d.). Panduan Gizi Lansia. Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Maranatha. Retrieved February 1, 2024, from https://rsgm.maranatha.edu/2022/04/09/panduan-gizi-lansia/
Kurtubi, D. (2022). KU. Dinas Sosial Provinsi Riau. https://dinsos.riau.go.id/web/index.php?option=com_content&view=article&id=738:lanjut-usia-lansia-sehat-indonesia-kuat&catid=17:rpjmd&Itemid=117#:~:text=Menurut Peraturan Presiden Nomo 88,sosial%2C ekonomi maupun aspek kesehatan.
Prayudhia, M. C. G. (n.d.). Kenapa Generasi Milenial Pilih Hanya Memiliki Satu Anak. Antara News. Retrieved February 1, 2024, from https://m.antaranews.com/amp/berita/3139401/kenapa-generasi-milenial-pilih-hanya-memiliki-satu-anak
Sukmawati, N. L. A. (2019). Gambaran asuhan keperawatan lansia low back pain dengan gangguan pemenuhan rasa nyaman. Politeknik Kesehatan Denpasar, 1–6.
Muhammad Taali, Triana Prihatinta, & Ardila Prihadyatama. (2021). Penuaan Populasi Dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Makro Jangka Panjang Di Asia Timur. Manajemen, 1(2), 204–213. https://doi.org/10.51903/manajemen.v1i2.140
Ruggeri, A. (n.d.). Do We Really Live Longer Than Our Ancestors? Bbc.Com. Retrieved February 17, 2024, from https://www-bbc-com.translate.goog/future/article/20181002-how-long-did-ancient-people-live-life-span-versus-longevity?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc&_x_tr_hist=true
Rainer, P. (n.d.). Inilah Angka Terkini Harapan Hidup Manusia Apakah Naik? Good Stats. Retrieved February 17, 2023, from https://goodstats.id/article/inilah-angka-terkini-harapan-hidup-indonesia-apakah-naik-0Sfvu#:~:text=Angka Harapan Hidup Indonesia Semakin Meningkat&text=Dalam data tersebut%2C tercatat bahwa,kenaikan dari tahun ke tahun
Masyarakat, U. H. (n.d.). Perspektif Geografi Dalam Kajian Kualitas Hidup Lansia. G20 Indonesia 2022. Retrieved February 17, 2024, from https://um.ac.id/rilis/perspektif-geografi-dalam-kajian-kualitas-hidup-lansia/
Tamara, S. N. (n.d.). PERAWATAN JANGKA PANJANG PADA LANJUT USIA NON- PRODUKTIF DI LINGKUNGAN KELUARGA (STUDI KASUS DI DUKUH 1, DENGOK, KECAMATAN PLAYEN, KABUPATEN GUNUNGKIDUL). Institutional Repository. Retrieved February 17, 2024, from https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60258/
Stefanacci, R. G. (n.d.). Changes In The Body With Aging. MSDMANUALS. Retrieved February 17, 2024, from https://www.msdmanuals.com/en-gb/home/older-people’s-health-issues/the-aging-body/changes-in-the-body-with-aging
Purnami, A. A. (2016). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title. Analisis Nilai Moral Dalam Cerita Pendek Pada Majalah Bobo Edisi Januari Sampai Desember 2015, 2016.
Magdalena, F. (n.d.). Penuaan Penduduk dan Fenomena Lansia Tinggal Sendiri. Detik News. Retrieved February 17, 2024, from https://news.detik.com/kolom/d-6437526/penuaan-penduduk-dan-fenomena-lansia-tinggal-sendiri
Indonesia Fertility Rate 1950-2024. (n.d.). Macrotrends. Retrieved February 17, 2024, from https://www.macrotrends.net/countries/IDN/indonesia/fertility-rate
Rahmadianti, F. (n.d.). Generasi Millenial Tidak Mau Punya Anak, Mengapa ? Orami.Co.Id. Retrieved February 17, 2024, from https://www.orami.co.id/magazine/generasi-millenial-tidak-mau-punya-anak-mengapa
Peraturan Presiden RI. (2021). Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 88. Peraturan Presiden RI No
88, 1–10. peraturanbpk.go.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H