Mohon tunggu...
NURUL ULA BAITI
NURUL ULA BAITI Mohon Tunggu... Lainnya - SISWI SMA

Saya menyukaiku hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan manusia dan alam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peningkatan Lansia di Indonesia

20 Februari 2024   18:37 Diperbarui: 20 Februari 2024   18:43 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gettyimages.com

Sementara angka kesuburan Indonesia pada tahun 2023 sebesar 2.220 kelahiran per perempuan, turun 0,89% dari tahun 2022. seterusnya menurun 0,88% secara signifikan. Saat masih sekitar tahun 1995 keatas, orang tua yang hidup pada zaman itu punya banyak anak. Tapi sekarang, malah banyak orang tua yang memilih untuk punya anak lebih sedikit (Prayudhia, n.d.). Hal ini menyebabkan jumlah anak di Indonesia jadi lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah orang tua. 

Secara garis besar peningkatan jumlah lansia ini membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan budaya. Kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan ini agar lansia bisa hidup dengan bahagia dan sejahtera. Jangan acuh tak acuh terkait isu yang dianggap sepele, ya! Setiap isu yang terjadi harus dituntaskan dengan baik untuk masa depan bangsa yang cemerlang. 

Peningkatan jumlah lansia di Indonesia membawa berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Seperti hal nya lansia memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman hidup yang dapat dibagikan kepada generasi muda Indonesia. 

Para lansia yang masih sehat dan aktif pun dapat menjadi sukarelawan di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial melalui pengetahuan mereka. Keberadaan lansia pun dapat memperkuat nilai kekeluargaan dan tradisi dalam masyarakat karena pengalaman hidup mereka yang dapat membantu agar tradisi Indonesia tidak punah. 

Sementara itu, Peningkatan lansia dapat meningkatkan beban ekonomi keluarga dan negara, terutama dalam hal pembiayaan kesehatan dan jaminan sosial. Banyak lansia yang tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Penghasilan yang tidak cukup ini dikarenakan mereka bukan berada di usia produktif. 

Lalu sebenarnya Fasilitas dan layanan kesehatan serta sosial untuk lansia pun masih belum memadai. Seperti yang kita ketahui, lansia lebih rentan terhadap berbagai penyakit kronis dan membutuhkan perhatian kesehatan yang lebih besar. Bahkan terkadang lansia mengalami kesepian dan depresi karena kurangnya interaksi sosial akibat penyakit. 

Sumber: Liputan.com (Defianti, 2023.)
Sumber: Liputan.com (Defianti, 2023.)

Oh iya, Kalian tau gak sih? Orang yang sudah memasuki masa lansia perlu memeriksakan kesehatan mereka secara berkala dan menjalani pemeriksaan kesehatan yang rutin, seperti pemeriksaan kesehatan mata, gigi, dan telinga. 

Upaya kesehatan lanjut usia dilakukan sejak seseorang berusia 60 tahun serta ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat, berkualitas, dan produktif sesuai dengan martabat kemanusiaan. 

Orang yang sudah memasuki masa lansia memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit tertentu loh! Seperti penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Maka dari itu, lansia perlu menghindari faktor risiko seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan makan makanan yang tidak sehat. 

Setidaknya, harus ada 4 sumber bahan makanan yang dikonsumsi, yaitu bahan makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah. Menurut dr. Meilinah Hidayat, sepiring gizi seimbang yang baik dapat mencakup Nasi (150gr), Buah-buahan (150gr), Ayam (150gr), Sayur (150gr) dan Tahu (100gr). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun