Mohon tunggu...
Sumiani
Sumiani Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - in sya Allah bisa

ditanganmu ada karya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterkaitan antara Coaching, Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Sosial Emosional dan Peran Pemimpin Pendidikan

8 Desember 2022   19:10 Diperbarui: 8 Desember 2022   19:20 4094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran saya sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yakni pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi adalah sebagai pemula yang senantiasa memberikan contoh konkret melalui aksi nyata saya dalam menyikapi setiap persoalan yang saya hadapi di lapangan. Di samping itu juga dapat berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk belajar bersama dalam memahami konsep, paradigma berpikir, prinsip dan kopetensi inti coach serta teknik coaching. Sehingga seluruh komponen sekolah memiliki pandangan yang sama dalam menyikapi sebuah masalah. 

Di samping itu, keterkaitan coaching dengan pembelajaran berdiferensiasi juga terletak pada penggalian pertanyaan berbobot yang akan memicu murid selaku coachee menemukan solusi dari masalah pembelajaran yang dialaminya sehingga guru dapat mengubah strategi pembelajaran yang dilakukannya melalui pembelajaran berdiferensiasi. Kita ketahui bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa paradigma  dan prinsip coaching dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran. Di sisi lain, praktik coaching selayaknya dilakukan oleh guru agar dapat menggali kebutuhan belajar murid sehingga guru dapat mencapai hasil yang sesuai dengan target yang direncanakan. Mengingat kegiatan guru dalam menyusun dan melaksanakan proses pembelajaran, guru akan mengarahkan murid untuk menemukan, menentukan/memilih kebutuhan belajarnya. Murid dimampukan untuk dapat belajar sesuai dengan gaya belajar, kemampuan belajar, bakat dan minat yang dimiliki. Dengan demikian pembelajaran dapat berjalan baik dan murid merasa nyaman dengan proses belajar yang mereka lakukan.

  • Keterkaitan coaching dengan pembelajaran sosial emosional nampak pada kehadiran penuh. Dengan kehadiran penuh dapat memotivasi kopetensi social emosional yang mendorong lahirnya kemampuan coach dalam menggali pertanyaan berbobot untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang dialami oleh coachee.

Pembelajaran sosial dan emosional (PSE) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang bertujuan untuk: 1) memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri); 2) menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri); 3) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial); 4) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi); 5) membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Lima kompetensi sosial emosional tersebut dapat dijadikan acuan untuk menguasai tiga kompetensi coaching yang ada. Sehingga pembelajaran sosial emosional sangat penting untuk dipahami dan dikuasai oleh seorang guru agar dapat meningkatkan kompetensi inti seorang coach.

2. Keterkaitan Keterampilan Coaching dengan Pengembangan Kompetensi Sebagai Pemimpin Pembelajaran nampak pada kesamaan tujuan yakni keduanya ingin meningkatkan performa belajar, pengalaman hidup murid, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari murid-murid yang dituntunnya. Pemahaman tentang coaching ini sangat baik untuk diaplikasikan oleh seorang guru sebagai penuntun pembelajaran. Guru dapat menggunakan Teknik coaching untuk mendorong murid mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi, berkolaborasi dan berpikir kreatif. Selain itu juga dapat membantu murid menggali potensi dirinya sebagai bekal menyelesaikan permasalahan yang sedang dhadapinya guna mencapai kemerdekaan dalam belajar.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun