Mohon tunggu...
Sumiani
Sumiani Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - in sya Allah bisa

ditanganmu ada karya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterkaitan antara Coaching, Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Sosial Emosional dan Peran Pemimpin Pendidikan

8 Desember 2022   19:10 Diperbarui: 8 Desember 2022   19:20 4094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses kreatif

Memaksimalkan potensi

kompetensi inti coaching meliputi:

Kehadiran Penuh/Presence

Kehadiran penuh/presence adalah kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee, atau di dalam coaching disebut sebagai coaching presence sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching. Kehadiran penuh ini adalah bagian dari kesadaran diri yang akan membantu munculnya paradigma berpikir dan kompetensi lain saat kita melakukan percakapan coaching.

Mendengarkan Aktif

Salah satu keterampilan utama dalam coaching adalah keterampilan mendengarkan dengan aktif atau sering kita sebut dengan menyimak. Seorang coach yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan lebih sedikit berbicara. Dalam percakapan coaching, fokus dan pusat komunikasi berada pada diri coachee, yakni mitra bicara. Dalam hal ini, seorang coach harus dapat mengesampingkan agenda pribadi atau apa yang ada di pikirannya termasuk penilaian terhadap coachee.

Mengajukan Pertanyaan Berbobot

Selain dua kopetensi sebelumnya, hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah mengajukan pertanyaan berbobot. Pertanyaan  ini bertujuan untuk menggali dan  menggugah, dan menstimulasi pemikiran coachee, agar dapat memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensinya. Untuk membuat pertanyaan berbobot seorang coach dapat berpatokan pada alur TIRTA. Kemampuan mengajukan pertanyan berbobot ini bermula dari hasil kegiatan mendengarkan aktif yang kita kenal dengan akronim R-A-S-A. Jadi RASA merupakan singkatan dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask.

Alur Percakapan T-I-R-T-A

TIRTA merupakan akronim dari tujuan umum (tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee); identifikasi (coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi); rencana aksi (pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat); dan tanggung jawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya). Hal ini dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak iaplikasikan, yaitu Grow model. Grow model merupakan singkatan dari Goal, Reality, Options dan Will. 1) Goal (Tujuan) yang perlu diketahui oleh seorang coach yang didengarkan dari coachee. 2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee, 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. 4) Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun