Sidqi memang sedari kecil "ngefans" banget sama om Wawan. Doi demen pol style ala om Wawan, mulai dari gaya busana, celana yang dipakai, sampai detail kacamata. Ingat banget pas masih kecil, Sidqi sering merengek, "Mau dibeliin kacamata kayak om Wawan..."Â
Tak heran, manakala sebuah petuah disampaikan oleh "idola"-nya, Sidqi (tampak) mencerna dengan seksama. Manggut-manggut dengan penuh perhatian. Bedaaa bangeeett kalau yang ngasih tausiyah tuh emaknya, wkwkwkw.Â
*
Terima kasih juga buat Uti Arif, ibu mertuaku, yang juga sering ngobrol dengan Sidqi, dan menceritakan "Kok bisa sih om Wawan jadi orang yang cerdas dan beruntung?"
Uti Arif bilang, "Om Wawan itu sangat rajin dan tekun belajar. Sejak kecil suka berbagi ilmu dengan teman-temannya dan memang cita-citanya jadi dosen. Trus om Wawan tidak pernah membantah orang tua. Waktu SMA, om Wawan pernah diterima seleksi Beasiswa Pertukaran Pelajar ke Amerika, tapi Uti merasa khawatir dan bilang 'Jangan berangkat dulu, Wan. Kamu masih terlalu muda.Â
Nanti saja kalau sudah lulus kuliah'. Kebanyakan remaja biasanya bakal melawan/berontak kan. Tapi om Wawan patuh... Pas SMA tidak jadi berangkat ke luar negeri. Ternyata rezekinya bisa diterima kuliah di kampus bagus lalu dapat Beasiswa S2 S3 di Inggris, dan om Wawan bisa keliling dunia karena wawasan dan ilmu yang dia punya."
So, yeah... terkadang nasehat itu memang perlu didapatkan anak dari banyak pihak. Barangkali anak bosan manakala harus terus-menerus dicekoki petuah dari orang tua kandung. Lebaran bisa menjadi momentum jitu, untuk merekatkan tali persaudaraan, bersilaturahmi dengan hati, sekaligus transfer energi. Selamat merayakan hari indah ini. Semoga kita senantiasa diberi kesehatan, hidayah untuk bisa menerima dan menebarkan kebaikan, tanpa henti.Â
Ini cerita Lebaran aku, yuk mana cerita Lebaran kamu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H