Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lebaran Terbaik Jatuh pada Tahun Ini!

2 Mei 2023   15:44 Diperbarui: 2 Mei 2023   15:46 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini loh Om Wawan yang jadi sentra cerita postingan ini (dok.Bukanbocahbiasa.com)

Trus jajanin JCo, beli buah-buahan premium, kasih angpau bocah 300K/anak, dan yang paling epic: Traktir kami semua di BonCafe alias resto steak super duper mihiiill di Surabaya, gaes! Ampoooon, eikeh iseng berhitung, kalau yang ikut segambreng dengan menu per orang 200K, bisa-bisa habis 2,5 juta sekali makan. Biyuh biyuuhh.

Tante Tina (jilbab putih) yang mentraktir makan steak di Boncafe Surabaya (dok.Bukanbocahbiasa.com)
Tante Tina (jilbab putih) yang mentraktir makan steak di Boncafe Surabaya (dok.Bukanbocahbiasa.com)

Reaksi Kami Si Keluarga Mendang Mending

Tentu saja, saya terpukau dengan kebaikan hati ipar. Bersyukur banget bangeettt punya saudara dengan kemuliaan jiwa seperti mereka. Tapiii, di lubuk hati terdalam, kaum mendang-mending kayak diriku ini auto tersengat insecure. Biasanya, kalau mau nye-teak, aku ajak Sidqi anakku ke Kampoeng Steak, yang mana harga steaknya kisaran 20 ribu ajah. Tambah minum dan snack plus parkir, paling habis sekitar 80-100 ribu untuk tiga orang. 

Hohoho, pelan tapi pasti, aku bilang ke Sidqi, "Nak, Alhamdulillah... Allah anugerahkan rezeki berlebih dan kemuliaan hati ke om Wawan dan tante Tina. Jadi bisa nraktir steak mahal untuk kita semua. Kamu juga bisa nyicipin steak ala fine dining. Tapi ingat ya Nak, kalau kulineran sama Ibu dan Bapak, kudu kembali ke khittah kita yaitu Kampoeng Steak dan warung atau resto yang harganya sesuai dompet ya...."

Wkwwkkw, pediiihh :)

Yah, mau gimana lagi. Memang mengajarkan lifestyle sesuai kondisi finansial bukan perkara mudah. Apalagi, beberapa anak bakal cenderung 'mendongak' dan membanding-bandingkan. Ga usah anak-anak deh, orang dewasa kayak kita aja juga kerap terjebak komparasi tiada henti, kan? Konon banyak yang 'trauma' dengan momentum Lebaran ya gara-gara hal seputar duit ini. Saudara yang tajir melintir bakal dihormati, disanjung, dipuja-puja. Sementara yang dompet tiris kerap dipandang sebelah mata.

Asyiknya Lebaran tahun ini (dok. Bukanbocahbiasa.com)
Asyiknya Lebaran tahun ini (dok. Bukanbocahbiasa.com)

Tentu, saya berupaya keras menunjukkan bahwa keluarga besar kami bukan tipikal seperti itu. Apapun kondisi kamu, mau high class, medium atau low class, semua sama dan setara. UANG, TAHTA, PANGKAT sama sekali nggak bisa membeli rasa hormat dan segan. 

"Kita respek dengan attitude dan perilaku seseorang, bukan karena uang mereka. Kita respek dengan om Wawan -- tante Tina karena kemuliaan dan kebaikan hati, sopan santun, caring and loving, plus sikap mereka yang tetap rendah hati padahal secara derajat dan keilmuan boleh dibilang mereka dahsyat banget," ujarku pada Sidqi.

Transfer Energi Positif pada Buah Hati 

Momentum Lebaran juga kami manfaatkan untuk ngobrol santuy, sesekali torehkan pesan dengan value tertentu pada anak. Sidqi, anakku sudah berusia 16 tahun. Sayangnya, ia belum tahu nanti mau kuliah jurusan apa, dan sama sekali belum ada gambaran bakal menggeluti profesi apa di masa mendatang. Lebaran kali ini, thanks to om Wawan yang dosen kampus top, doi kasih wawasan dan berusaha njlentrehin (menjabarkan) gimana-gimana dunia perkuliahan dan masa depan pekerjaan. 

"Mulai sekarang coba ditelusuri, apa yang jadi kesukaan kamu. Nanti kuliah bisa ambil jurusan sesuai dengan passion. Nggak harus teknik, nggak harus kedokteran, yang penting kamu suka jurusan itu dan betul-betul mencari ilmu sebaik-baiknya," begitu petuah adik iparku ini. Strategi untuk menembus kampus negeri favorit juga dijabarkan oleh doi. Mantuuuull!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun