Dan jangan lupa, kita ini siapa sih tanpa Allah? Siapa yang memampukan kita untuk tetap hidup, bernafas, sahur, puasa, buka, masak dan belanja, plus mengelola keuangan keluarga? Berapapun rezeki harta yang kita terima, bersyukurlah, dan doa. Minta pada Allah, agar keberkahan selalu mengalir di dalamnya.Â
Ada doa yang bisa selalu kita panjatkan setiap pagi dan petang:Â
Allahumma inni a'udzubika minal kufri wal faqri. Allahumma inni a'udzubika min 'adzabil qabri la ilaha illa anta.Â
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan kecuali Engkau".
(2). Berani Berkata "Tidak!" untuk Hal-hal yang tidak Esensial
Misalnya apa? Undangan Bukber! Jujur aja deh... Bukber adalah tersangka utama amburadulnya finansial mayoritas dari kita, kan?
Saya bukannya anti-banget dengan Bukber, ha wong saya juga sesekali masih ikutan kok. Tapi saya kurang setuju dengan Bukber yang over-rated, baik itu dalam hal banderolnya yang kemahalan, ataupun frekuensi Bukber yang terlampau sering.
Kita ini kalau buka puasa, lambungnya kuat menampung seberapa banyak sih? Kapasitas lambung kan terbatas, jadi yaa... buat apa kita "buang-buang duit" demi Bukber all you can eat di resto mewah?
Toh, kalau mau Bukber, bisa banget ke warung/ caf/ resto yang bersahaja, cukup 30-50 ribu per orang sudah kenyang. Atau kalau mau lebih irit dan berkah, langsung melipir aja ke Masjid terdekat. Kan banyak tuh yang sediakan ifthar untuk jamaah. Sholat Maghrib + Isya + Tarawih juga bisa tertunaikan dengan baik kan?
Coba deh... hitung lagi, berapa pengeluaran yang dialokasikan untuk Bukber. Ini termasuk biaya HTM Resto + ongkos transportasi PP yah. Anda akan kaget lihat angkanya! Apalagi kalau di kota besar, kita terbiasa bukber di lokasi jantung kota. Lah kalau rumahnya di perbatasan (kayak daku) lumayan banget lho itu ongkos transportnya.
Jadi, apabila ada undangan Bukber, pikirkan baik-baik. Apakah aku HARUS BANGET datang ke acara itu? Ini yang ngundang, siapa? Kira-kira se-urgent apa? Berapa budget yang harus aku siapkan apabila kudu datang ke Bukber? Intinya, hitung manfaat vs mudharatnya yah. Lebih banyak yang mana. Kalau sudah dianalisa, dan ternyata Bukber itu nggak penting-penting amat, ya sudah.... Be assertive. Beranilah untuk berkata "Tidak". Â