Aku ceplas-ceplos nyaris nggak punya rem kalo ngomong...... dia sangaaaattt santun, pilihan kata dan diksinya diatur dengan segenap pencitraan.
Aku kelahiran 1981..... dia kelahiran 1969 *selisih umur 12 tahun, sodara!*
Intinya, BANYAAAK banget perbedaan di antara kami berdua. Lantas, kenapa Ibu begitu kekeuh aku kudu menikah sama dia?
***
Dan, sebagai cewek berhati sekeras batu karang di tengah pantai Klayar~Pacitan, akupun mulai terjerat dalam pusaran konflik dengan Ibuk.Â
"Aku nggak mau dijodohin! Aku ini bisa cari suami sendiri Buuuk... Jangan repot-repot nyuruh aku merit ama mas itu dooong!"
Waktu itu, aku berkarir sebagai media relations di sebuah perusahaan multinasional. Ini membuat aku sering terbang ke berbagai daerah di Indonesia, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dengan Ibuk, dan tentu saja, dengan laki-laki itu.
Akan tetapi.... Tuhan memang Maha Membolak-balikkan hati. Meskipun terpisah ratusan atau ribuan kilometer, Ibuk nggak pernah bosan merapalkan doa.... Yeah, doa Ibuk pun menembus langit dan diaminkan malaikat!
***
Well, sekarang aku baru tahu.... Kenapa Ibuk begitu greget untuk menjadikan mas Didik sebagai menantu.