"Mas Os, kenapa putar balik?," tanya saya ke Mas Osdar via whatsapp.
"Kita ke Tounsaru, Pak Olly gak jadi ke Mangatasik," jawabnya.
Ternyata karena ada perubahan agenda gubernur, kami akhirnya harus ke daerah Tounsaru yang artinya harus kembali menyusuri jalan yang sama namun ke arah sebaliknya.Â
Menurut Kompasianer Pak Tri Lokon yang semobil dengan saya, ia justru senang karena dekat dengan tempat tinggalnya yang berada di kompleks SMA Lokon.Â
"Aman, kalo gitu ya lebih enak pulang malam pun gak masalah," kata saya.
Setelah satu jam lebih perjalanan, akhirnya kami sampai di rumah pribadi Pak Olly di Tounsaru. Teh hangat dan kue onde yang ditaburi kelapa parut langsung menemani kami sembari menunggu rombongan gubernur tiba yang katanya masih on the way dari Amurang. Setelah menunggu hampir 20 menit, akhirnya mereka tiba.Â
Ternyata gubernur tidak sendirian. Mereka masih didampingi oleh para pejabat pemprov. Di antara pejabat tersebut, hadir Wagub Steven Kandouw bersama Letjen TNI (Purn) Denny Tuedjeh yang akan mengikuti kontestasi politik, Pilkada 2024 sebagai calon wakil gubernur Prov. Sulut. Jendral TNI bintang tiga tersebut akan mendampingi Pak Steven yang maju sebagai calon gubernur. Nampak juga sejumlah bupati dan walikota di Prov. Sulut.
Suhu Tondano yang sejuk dan cenderung dingin karena habis diguyur hujan malam itu menjadi hangat ketika kami dihidangkan Coto Makassar yang ternyata lebih enak dibandingkan pengalaman saya ketika beberapa kali mencecap Coto Makassar langsung di Kota Angin Mamiri tersebut.
"Santai saja, Mas di sini kami sangat egaliter," kata Pak Steven spontan yang memecah kesunyian dan membuka obrolan menjadi sangat kasual.Â
Pak Olly yang duduk tepat di samping saya bercerita tentang kebiasaannya mengonsumsi porang sebagai pengganti nasi. Pun, Wagub Steven yang seringkali mengundang tawa dengan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos.