Air mataku sudah tak bisa terbendung lagi. Aku meraung sekeras mungkin berharap bisa terbangun dari mimpi buruk ini.
Sakit, iya sangat. Berharap dia datang dan memelukku pertama kali setelah 4 tahun. Melepas kerinduan satu sama lain. Namun apa? Nyatanya itu yang terjadi.
Ibuku yang mendengar teriakan itu langsung berlari dan memelukku berusaha menenangkan diriku. Namun tak berhasil.
Rasanya duniaku saat itu hancur tiba-tiba. Hampa, hilang semuanya. Bahkan suara panggilan dari orangtuaku tak terdengar lagi. Aku hanya bisa berteriak dan meraung hingga semua terasa gelap.
Semilir angin terasa membelai wajahku. Aku membuka mata perlahan dan kembali mengingat kejadian tadi pagi. Ingin kembali berteriak tapi sesuatu menyadarkanku.
Aku dimana? Ini bukan tempat yang familiar bagiku. Sebuah hamparan bunga yang sangat luas.Â
Sebuah tepukan dibahu menyadarkanku. Saat aku menoleh aku menjumpai seseorang yang sangat familiar.Â
"Sela" ucapku, air mata sudah tak bisa lagi terbendung saat mengingat insiden tadi pagi.
"Sshhhhhhh, aku menunggumu di taman kita berpisah Rou. Aku mencintaimu" sahut gadis itu seraya menghilang.
Semuanya menjadi gelap lagi dan aku terasa terhisap ke dimensi lain. Aku berteriak sekeras mungkin dan mataku kembali terbuka lebar. Disana ada kedua orangtuaku yang menatapku khawatir.
Dengan nafas tersengal aku segera bangkit dari tempat tidur, mengambil mantel dan berlari keluar rumah menuju taman yang dikatakan Sela.