Mohon tunggu...
nurul lathifah
nurul lathifah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Haramnya Sebuah Harta dalam Pandangan Islam

3 Maret 2019   08:25 Diperbarui: 3 Maret 2019   08:51 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam ajaran islam kita diperkenalkan dengan 2 hal yang paling utama yakni aqidah dan syariah. Aqidah sendiri adalah dasar yang mengatur ketuhanan atau keyakinan tentang adanya  Allah, sedangkan syariah adalah hukum atau aturan-aturan yang diberlakukan untuk seluruh umat islam, baik terkait masalah ibadah maupun muamalah. 

Islam bukanlah agama yang mempersulit umatnya. Namun, islam juga membatasi tingkah laku manusia dalam mengendalikan hawa nafsunya. Aturan-aturan ini sangat penting bagi manusia agar tidak terjadi  kekeliruan dalam beribadah maupun bermuamalah. Kita sebagai umat muslim memang dilarang mencampur urusan dunia dengan urusan akhirat, namun ada baiknya ketika setiap yang kita kerjakan di  dunia kita niatkan untuk ibadah agar mendapat pahala diakhirat kelak.

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya tidak dapat berdiri tegak hanya bertumpu pada kakinya sendiri, manusia pasti melibatkan orang disekelilingnya. Termasuk dalam mencukupi  kebutuhan hidupnya , disitu pasti akan melibatkan banyak orang didalamnya. Pada pembahasan kali ini saya akan mengupas tentang  haramnya sebuah harta  dalam pandangan islam dan etika-etika dalam mencarinya. 

Dengan mengetahui penyebab haramnya harta dan etika yang baik dalam mencarinya(harta)  bisa menjadi  pelajaran agar kita bisa berhati-hati. Dalam hadist Rasulullah bersabda yang artinya:

"wahai manusia, bertaqwalah kepada Allah dan berbuatlah baik dalam mencari harta karena sesungguhnya jiwa manusia tidak akan puas/ mati hingga terpenuhi  rezekinya  walaupun ia telah mampu mengendalikannya (mengekangnya), maka bertaqwalah kepada Allah SWT dan berbuat  baiklah dalam mencari  harta,  ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram"(HR Ibnu Majah).

Dari arti hadis diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa dalam mencari harta kita harus sangat  berhati-hati  dan tidak mudah tergiyur dengan harta. Harta bisa saja menjadi  bentuk ujian dari Allah untuk menguji keimanan kita. Dalam islam kita harus jeli dan teliti dalam memaknai harta agar kita tidak terjerumus pada hal  yang menyesatkan kita kelak. Dalam Al-quran dan hadis banyak ayat atau hadis yang membahas harta. 

Dalam al-quran kedudukan harta disebutkan sebagai fitnah, perhiasan hidup, untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kesenangan . sedangkan dalam hadis disebutkan kedudukannya adalah harta bisa mencelakakan bagi penghamba harta( orang yang gila harta) dan penghambat harta adalah orang yang terkutuk. 

Nabi selalu menganjurkan bagi umat islam untuk memiliki kekayaan dan giat dalam berusaha supaya memperoleh kehidupan yang layak dan mampu melaksanakan semua rukun islam yang hanya di wajibkan bagi umat islam yang  mempunyai  harta atau kemampuan dari segi ekonomi. Seringkali umat islam salah memaknai anjuran Rasul ini, sehingga banyak yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta. 

Padahal dalam mencari harta ada larangan-larangan yang harus kita jauhi seperti  riba, suap, menipu, mencuri dan lain-lain. Hal ini pula yang  menyebabkan haramnya suatu harta .

Pada masa zaman Rasulullah pernah ada seorang sahabat bernama Abu Dujanah. Setiap  selesai sholat subuh bersama Rasul dia selalu terburu-buru pulang  tanpa menunggu pembacaan doa yang dipanjatkan Rasulullah selesai. Lalu pada suatu hari Rasul menemuinya dan menanyakan hal itu.

"hai, apakah kamu ini tidak punya permintaan yang perlu kamu utarakan pada Allah sehingga kamu tidak perna menungguku selesai  membaca doa. Kenapa kamu buru-buru pulang begitu?ada apa?"tanya nabi.

Abu Dujanah menjawab," saya punya satu alasan Rasul".

"apa alasanmu coba jelaskan?"tanya Rasul.

"begini Rasul , rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang  laki-laki. Lalu diatas pekarangan  rumah milik tetangga kami ini terdapat satu pohon kurma yang menjulang,  dahannya menjuntai kerumah kami . setiap kali ada angin bertiup di malam hari , kurma-kurma itu saling berjatuhan di rumah kami .''

"ya Rasul, kami keluarga orang yang tidak punya, anakku sering kelaparan, kurang makan . saat anak-anak kami bangun, apa pun yang di dapat mereka makan. Oleh karena itu setelah selesai sholat, kami bergegas segera pulang sebelum anak-anak kami tersebut terbangun dari tidurnya. Lalu kami kumpulkan kurma-kurma itu dan memberikannya ke pemiliknya.

Suatu saat, kami agak terlambat pulang. Ada anakku yangsudah terlanjur makan kurma hasil temuan. Mata kepala saya sendiri menyaksikan, tampak ia  sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya. Ia habis memungut kurma yang telah jatuh dirumah kami semalam.

Mengetahui  itu, lalu jari-jari tangan kami masukkan ke mulut anakku itu. Kami keluarkan apapun yang  ada di sana . kami katakan ,'nak janganlah kau permalukan ayahmu di akhirat kelak'. Anakku menangis , kedua matanya mengeluarkan air mata karena ia sangat kelaparan.

Wahai baginda Rasul, kami katakan kembali kepada anakku itu,' hingga nyawamu lepaspun, aku tidak akan rela meninggalkan hata haram dalam perutmu. Seluruh isi perut yang haram itu, akan kukeluarkan dan akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak".

Mendengarkan cerita tersebut Rasulullah tak kuat menahan air matanya. Dikemudian hari Rasul lalu mencari siapa pemilik pohon tersebut . Abu Dujanah memberitahu bahwa pohon kurma itu milik laki-laki munafik. Setelah mengetahui pemiliknya Rasul lalu mengundang pemilik pohon kurma itu. 

Rasul lalu mengatakan,"bisakah jika aku memintamu menjual pohon kurma yang kau miliki? Aku akan membelinya dengan 10 kali lipat dari pohon kurma itu sendiri. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru. Disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih.  Disitu ada bidadari cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada." Tawar Rasulullah.

Pria yang dikenal sebagai orang munafik inu menjawab dengan tegas,"saya tak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apapun kecuali dengan  uang kontan dan tidak pakai janji".

Tiba-tiba sahabat Abu bakar r.a menyauti ucapan laki-laki itu," ya sudah aku beli dengan sepuluh kali lipat dari pohon kurma milik pak fulan yang varietasnya tidak ada di kota ini( lebih bagus jenisnya)".

Mendengar ucapan Abu bakar si munafik itu menjawab kegirangan," baiklah , aku jual".

"baiklah, aku beli". Setelah sepakat Abu bakar menyerahkan pohon kurma itu pada Abu Dujanah seketika.  Rasulullah kemudia n bersabda,"hai abu bakar aku yang menanggung gantinya untukmu",

Mendengar sabda nabi ini, Abu Bakar sangat senang, begitu pula Abu Dujanah. Sedangkan si munafik itu berlalu dengan istrinya dan menceritakan yang baru saja terjadi ," aku telah mendapat untung banyak hari ini . aku dapat 10 pohon kurma yang lebih bagus . Padahal kurma yang aku jual masih tetap berada di pekarangan  rumah kita. Akub tetap akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan ku berikan kepada tetangga kita itu sedikitpun".

Kemudian di malam harinya, saat si munafik itu tertidur dan ketika bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma itu sudah pindah menjadi berdiri diatas tanah milik Abu Dujanah . seolah-olah pohon kurma tersebut tidak pernah tumbuh di atas lahan si munafik itu. Ia sangat kebingungan saat mengetahui kejadian itu.

Dari kisah sahabat diatas dapat diambil hikmahnya, betapa hati-hatinya Abu Dujanah menjaga dirinya dan keluarganya dari  makan harta haram . sesulit apapun kehidupan yang dijalaninya , seberat apapun kehidupan yang di jalaninya , seseorang tidak boleh sampai memakan dari barang haram.

Jiwa manusia memang  tidak akan pernah puas dengan apa yang dicapainya , termasuk tidak akan puas dengan harta yang dimiliki saat ini. Manusia akan selalu menggali sumber penghasilannya sampai habis. Rasa ketidak puasan atas rezekinya ini sudah dijelaskan pada hadis diatas dan tidak hanya pada hadis di atas, dalam al-quran juga banyak yang membahas itu. 

Jangan sampai rasa ketidakpuasan itu melahirkan sifat rakus pada diri manusia,karena sifat rakus sangat di benci Allah. Oleh karena itu, dalam bersyariah tanpa aqidah hanya akan menyesatkan kita dalam dunia yang sesaat ini. 

Keimanan(aqidah) sangat penting dalam proses mencari harta karena jika seseorang dalam mencari harta tidak kuat imannya bisa saja dia terjerumus pada hal yang di larang oleh Allah seperti halnya riba dan suap.

Tidak banyak manusia yang sadar bahwa Allah sudah menyediakan tempat seisinya untuk kita nikmati bersama. Namun karena adanya sifat serakah pada manusia mereka banyak yang mengakuinya secara  kepemilikan pribadi. Akibat dari ulah manusia juga yang melahirkan kerusakan-kerusakan pada ciptaan-ciptaan Allah SWT. 

Seharusnya kita sebagai  umat yang baik bisa mengelola dengan baik titipan allah ini dan menanamkan pada diri kita bahwa segala yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan kembalinya pasti pada Allah, kita hanya dipercaya sebagai pengelola titipan-Nya.  Sebagaimana tercantum pada surah al-baqarah ayat 29 yang artinya:

"Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan, dia maha mengetahui segala sesuatu".

Dari ayat tersebut sudah sangat jelas bahwa seluruh yang ada dibumi ini adalah Allah yanng menciptakan untuk kita semua yang ada di bumi. Allah tidak hanya menciptakan  bumi melainkan seisinya seperti udara, air, tumbuhan, manusia, hewan dan lain-lain. Tugas kita sebagai makhluk hanyalah merawat dan menjaga apa yang sudah Allah berikan kepada kita .

Demikian artikel ini saya buat, artikel ini saya buat untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah hadis ekonomi . apabila ada kekurangan di dalam artikel yang saya buat ini mohon pemaklumannya, karena kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Wassalamu'alaikum..

DAFTAR PUSTAKA

Zuhdi, masjfuk.1993. Studi Islam Jilid 3 Muamalah. Jakarta:PT. Raja Grafindo.

Syafe'i, rachmat.2001.Fiqih Muamalah.Bandung: CV Pustaka Setia.

Rasullullah menangis mendengar cerita orang ini di akses pada tanggal 02 Maret 2019.

Amin Qodiri.2014.Harta Benda Dalam Perspektif Islam.16(1).11-18.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun