Mohon tunggu...
nurul lathifah
nurul lathifah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Haramnya Sebuah Harta dalam Pandangan Islam

3 Maret 2019   08:25 Diperbarui: 3 Maret 2019   08:51 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mendengar ucapan Abu bakar si munafik itu menjawab kegirangan," baiklah , aku jual".

"baiklah, aku beli". Setelah sepakat Abu bakar menyerahkan pohon kurma itu pada Abu Dujanah seketika.  Rasulullah kemudia n bersabda,"hai abu bakar aku yang menanggung gantinya untukmu",

Mendengar sabda nabi ini, Abu Bakar sangat senang, begitu pula Abu Dujanah. Sedangkan si munafik itu berlalu dengan istrinya dan menceritakan yang baru saja terjadi ," aku telah mendapat untung banyak hari ini . aku dapat 10 pohon kurma yang lebih bagus . Padahal kurma yang aku jual masih tetap berada di pekarangan  rumah kita. Akub tetap akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan ku berikan kepada tetangga kita itu sedikitpun".

Kemudian di malam harinya, saat si munafik itu tertidur dan ketika bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma itu sudah pindah menjadi berdiri diatas tanah milik Abu Dujanah . seolah-olah pohon kurma tersebut tidak pernah tumbuh di atas lahan si munafik itu. Ia sangat kebingungan saat mengetahui kejadian itu.

Dari kisah sahabat diatas dapat diambil hikmahnya, betapa hati-hatinya Abu Dujanah menjaga dirinya dan keluarganya dari  makan harta haram . sesulit apapun kehidupan yang dijalaninya , seberat apapun kehidupan yang di jalaninya , seseorang tidak boleh sampai memakan dari barang haram.

Jiwa manusia memang  tidak akan pernah puas dengan apa yang dicapainya , termasuk tidak akan puas dengan harta yang dimiliki saat ini. Manusia akan selalu menggali sumber penghasilannya sampai habis. Rasa ketidak puasan atas rezekinya ini sudah dijelaskan pada hadis diatas dan tidak hanya pada hadis di atas, dalam al-quran juga banyak yang membahas itu. 

Jangan sampai rasa ketidakpuasan itu melahirkan sifat rakus pada diri manusia,karena sifat rakus sangat di benci Allah. Oleh karena itu, dalam bersyariah tanpa aqidah hanya akan menyesatkan kita dalam dunia yang sesaat ini. 

Keimanan(aqidah) sangat penting dalam proses mencari harta karena jika seseorang dalam mencari harta tidak kuat imannya bisa saja dia terjerumus pada hal yang di larang oleh Allah seperti halnya riba dan suap.

Tidak banyak manusia yang sadar bahwa Allah sudah menyediakan tempat seisinya untuk kita nikmati bersama. Namun karena adanya sifat serakah pada manusia mereka banyak yang mengakuinya secara  kepemilikan pribadi. Akibat dari ulah manusia juga yang melahirkan kerusakan-kerusakan pada ciptaan-ciptaan Allah SWT. 

Seharusnya kita sebagai  umat yang baik bisa mengelola dengan baik titipan allah ini dan menanamkan pada diri kita bahwa segala yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan kembalinya pasti pada Allah, kita hanya dipercaya sebagai pengelola titipan-Nya.  Sebagaimana tercantum pada surah al-baqarah ayat 29 yang artinya:

"Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan, dia maha mengetahui segala sesuatu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun