Mungkin sampai SMA saja. Bahkan yang tidak lulus SD juga masih ada. Â
Nah, Â itulah yang menimbulkan usia 25 yang harusnya menjadi fase pematangan berpikir, Â akhirnya tidak bisa mencapai tingkat dewasa. Â
Karena sebelum mencapai kedewasaan itu, Â mereka sudah sibuk memikirkan rumah tangganya, Â anak istri atau suaminya.
Menyikapi usia 25, Â beda di desa beda juga di kota. Â Di Kota usia 25 tahun mungkin masih sibuk mengejar karier.Â
Mungkin mereka baru berpikir untuk membina rumah tangga atau bahkan belum berpikir sama sekali.Â
Tapi di usia itu, Â pikiran seseorang harusnya sudah mulai berubah. Â Dari yang semula suka seenaknya, Â pasti akan mulai berpikir tentang masa depannya. Tidak lagi masanya foya-foya dan hura-hura.Â
Ingin meraih sesuatu yang lain di kariernya. Tentu saja karier yang lebih cemerlang. Â
Selain bicara karier, bagaimana dengan pencapaian secara batiniah. Â
Sudah sampai tahap mana kita ? Karena di usia 25 tahun kita hampir separuh menjalani hidup kita. Â
Mengacu dari usia Rasulullah SAW dengan usia 65 tahun yang sudah tutup usia, berarti 25 tahun kita sudah mencapai sepertiga dari usia kita. Â
Sudah sampai tahap mana pencapaian kita? Â Berapa banyak amal baik yang sudah kita lakukan? Â Pernahkan kita memikirkan itu? Â